Jelang Ramadan
Biar Tak Berbaju Baru, Asal Bisa Ikut Bantai Adat
Tradisi bantai adat yang digelar beberapa wilayah di Kabupaten Merangin sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Bahkan yang berada
Penulis: Herupitra | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Tradisi bantai adat yang digelar beberapa wilayah di Kabupaten Merangin sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Bahkan yang berada di perantauan berusaha agar bisa mudik demi bisa ikut bantai adat tersebut.
Tradisi bantai adat adalah melakukan pemotongan hewan korban secara massal. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Irwansyah warga Desa Perentak, Kecamatan Pangkalan Jambu mengungkapkan, tradisi bantai adat sudah ada sejak sejak nenek moyang mereka terdahulu. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam setahun, tepatnya dua atau tiga hari sebelum puasa.
Baca: Di Jambi, Hilal Dipantau Hari Ini. Ini Pernyataan Kabid Urusan Agama Islam Kemenag Jambi
“Ini sudah dari nenek moyang kami terdahulu. Bagaimana awal mulanya kami tidak tahu. Tapi sampai saat ini tradisi ini terus dilakukan sekali setahun,” kata Irwansyah.
Katanya, tradisi bantai adat ini sangat meriah. Semua lapisan masyarakat ikut di pesta adat tersebut.
“Bagi masyarakat kami di Pangkalan Jambu kegiatan ini sangat dinanti. Saking meriahnya acara ini, biar tak berbaju baru asal bisa ikut bantai adat ini,” jelasnya.
Dikatakannya, pada tahun ini untuk kecamatan Pangkalan Jambu terdapat 30 ekor kerbau yang dibantai. Pembantaian dilakukan di dua lokasi.
“Di Pangkalan Jambu ada dua lokasi bantai adat dilakukan. Dan kegiatan ini semua masyarakat tua kecil ikut serta,” pungkasnya.
Baca: Kadisperindag Muaro Jambi: Kenaikan Harga Ayam Sifatnya Nasional
Baca: Hari Krida Pertanian, Batanghari Tonjolkan Teknologi Jajar Legowo Bercocok Tanam