Bawa Kaos #2019GantiPresiden Hingga Sebabnya Ricuh di Debat Pilkada Jabar, Ini Alasan Sudrajat-Ahmad

Pada akhir debat, calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu, menyampaikan kata-kata bernada provokatif serta

Editor: Suci Rahayu PK
kompas
Persiapan dbta Pilkada Jabar 2018 

TRIBUNJAMBI.COM, DEPOK - Kericuhan saat debat pilkada Jawa Barat di Balairung UI, Depok, Senin (14/8/2018), ditanggapi pasangan nomor urut 3 Sudrajat-Ahmad Syaikhu sebagai contoh berdemokrasi.

Pada akhir debat, calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu, menyampaikan kata-kata bernada provokatif serta membentangkan baju berwarna putih bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".

Baca: Jambi Buka Formasi 16.100 Lowongan CPNS, Paling Banyak Tenaga Pendidikan

"Semua berdemokrasi itu bebas menyampaikan aspirasi. Disini kebebasan aspirasi itu dihargai dan kita belajar demokrasi yang pelan-pelan kita bangun sehingga seluruh masyeakat Jawa Barat mengerti arti demokrasi," ucap Sudrajat setelah prosesi debat selesai, Senin malam.

Sudrajat juga mengungkapkan proses pengenalan demokrasi ini diharapkan masyarakat tahu siapa paslon yang akan dipilih nantinya.

Sehingga ungkapan seperti membeli kucing dalam karung itu tidak terjadi.

Sudrajat menjelaskan tujuannya dan Syaikhu membawa kaos tersebut sebagai ungkapan aspirasi demokrasi.

Selama ini kebijakan pemerintah provinsi dilangkahi atau dimunculkan oleh pemerintah pusat sehingga ini cenderung menyulitkan pengembangan di daerah.

Baca: Puasa 2018 - Menaker Minta THR Dibayarkan Paling Lambat Seminggu Sebelum Lebaran

"Contoh rencana pembangunan Jawa Barat seperti mau dibangun kawasan industri di 10 wilayah provinsi Jawa Barat. Pemerintah Jawa Barat bahkan kadang tidak diajak konsultasi bahwa akan dibangun wilayah industri tersebut. Juga soal penguasaan lahan sehingga perlu ada pemerintah pusat yang sinkron dengan pemerintah daerah," ucap Sudrajat.

Sudrajat - Ahmad Syaikhu pun yakin tindakan mereka tidak menyalahi peraturan KPU dan Bawaslu. Sebab sudah diatur dalam UU kebebasan berekspresi.

"Kita harus belajar semua ini adalah kebebasan berekspresi. Kaos ini tidak berbeda dengan kaos di pinggir jalan dan ini hal yang wajar dalam era demokrasi. Kira harus menyikapi dengan kepala dingin dan jangan terpancing," ucap Sudrajat.

Bila nantinya Bawaslu akan menindak dirinya dan Ahmad Syaikhu, Sudrajat bersiap dengan tim advokasi. Ia berharap dasar hukumnya harus jelas.

Baca: Muhammadiyah Umumkan Awal Puasa 2018 Kamis 17 Mei, Menurut Perhitungan Hisab Falakiyah PBNU Ini

"Kaos itu sudah beredar sejak tanggal 12 kemarin. Waktu kampanye akbar di Bandung sudah beredar, Bawaslu tidak melakukan apa-apa," ucap Sudrajat.

Sebelumnya, jalannya debat pilgub Jabar sempat ricuh setelah Akhmad Syaikhu membentangkan kaos "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".

Suasana berubah panas ketika semua pendukung pasangan calon lain menyaksikan hal tersebut.

Terlihat, para pendukung paslon dari kubu TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tidak terima dengan sikap Syaikhu.

Mereka kemudian mencoba naik ke atas panggung untuk menanyakan maksud tersebut. Aparat kepolisian yang berjaga kemudian meredam kejadian itu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Sudrajat-Ahmad Syaikhu Bawa Kaos #2019GantiPresiden di Debat Pilkada Jabar", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved