FOTO: Makam Jari Kelingking Raden Muhammad Tahir Saksi Bisu Sejarah, Namun Tidak Terawat

Kabupaten Muarojambi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jambi.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/samsul bahri
Seorang tour guide yang mengantar ke lokasi makam kelingking Raden Muhammad Tahir 

Laporan Wartawan Jambi,Samsul Bahri

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Kabupaten Muarojambi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jambi.

Di sisi lain Kabupaten Muarojambi menyimpan banyak cerita sejarah tidak hanya terkait agama Hindu-Budha yang berkembang tetapi dari sejarah Jambi sendiri.

Di komplek percandian yang terletak di Desa Jambi Kecil, Kecamatan Maro Sebo,Muarojambi terdapat sebuah makam jari kelingking.

Makam tersebut dikenal oleh mawayarakat sekitar dengan nama makam kelingking Raden Muhammad Tahir.

Masyarakat meyakini bahwa jari kelingking tersebut merupakan jari kelingking Raden Mattaher yang tertinggal saat gugur dalam pertempuran melawan belanda di Dusun Muarojambi sekitar tahun 1907.

Raden Muhammad Tahir adalah salah seorang pejuang jambi. Ia merupakan seorang pemuda yang beranjak dewasa dan belum memikul suatu jabatan dalam kerajaan.

Meskipun demikian Raden Muhammad Tahir sudah menujukkan dirinya sebagai ksatria yang berani dan panda mengatur strategi di masa Belanda menjajah Jambi.

Hal ini diceritakan oleh seorang warga yang mengetahui cerita ini secara turun temurun dari keluarganya,

Sambawi HB atau yang dikenal oleh warga setempat, Bujang. Ia menceritakan awalnya Raden Muhammad Tahir tersebut melawan Belanda pada masa itu.

"Pada waktu perang dengan Belanda dulu, Raden Muhammad Tahir meninggal dalam perang tersebut. Jadi kelinking ni tadi tececer istilahnya tertinggal lah. Jadi dapatlah kelingking tadi," terangnya.

Lebih lanjut Ia menceritakan bahwa kelinking tersebut diyakini sebagai kelingking Raden Muhammad Tahir sebab Ia memakai Inai atau masyarakat dusun kenal dengan pakai pacar.

Karena sebelum terjadinya perang tersebut Raden Muhammad Tahir sempat dipakaikan Inai.

"Cerita orang tua dulu, ada anak gadis yang makaikan Inai ke Raden, itu namanya Siti Esah. Jadi itulah ciri-ciri makanyo tau itu kelingking Muhammad Tahir," tuturnya.

Ternyata menuju lokasi makam tersebut tidaklah jauh dari komplek percandian, hanya butuh waktu sekitar 10 menit menggunakan becak motor yang disewakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved