Tentara Bayaran di Irak : Bergaji Besar Namun Kerap Jadi Sasaran Bom Bunuh Diri
Khusus di Irak, Jauh sebelum AS menyerang negara kaya minyak ini, persiapan untuk melakukan penyerbuan besar-besaran itu
TRIBUNJAMBI.COM - Ada konflik berarti panen duit. Itulah yang dialami oleh ribuan tentara bayaran yang datang ke kawasan paling panas di dunia saat ini, medan perang Irak, Afghanistan, dan Suriah.
Khusus di Irak, Jauh sebelum AS menyerang negara kaya minyak ini, persiapan untuk melakukan penyerbuan besar-besaran itu tak hanya bertumpu pada arsenal tempur saja.
Tapi juga apa yang harus dilakukan setelah Irak berhasil dikuasai.
Baca: Pencarian Nyai Zahara Dihentikan, Perempuan Itu Tak Kembali Pulang
Menguasai negara lewat perang besar pasti menyisakan infrastruktur yang porak-poranda dan butuh waktu lama untuk merenovasinya.
Guna mengatasi kerusakan pasca perang dan membangun lagi semua fasilitas vital di Irak yang sangat berguna bagi kepentingan AS, negara adidaya itu ternyata telah siap.
Sarana yang akan dibangun lagi dengan cara-cara AS itu antara lain, bandara, sumur minyak, industri, sistem keamanan, sistem hukum, sistem politik dan lainnya.
Sebelum meluncurkan peluru pertama untuk menggebuk Irak, pemerintah AS ternyata sudah menggandeng sejumlah lembaga yang akan berperan pasca perang.
Lembaga yang dirangkul mencakup perusahaan yang bergerak di bidang perbaikan kilang-kilang minyak, rekonstruksi sistem jalan raya, jembatan, sekolah-sekolah, rumah sakit, dan lainnya.
Tiga perusahaan yang juga menyediakan jasa keamanan yang dipercaya oleh pemerintah AS untuk dikirim ke Irak adalah Halliburton, Blackwater dan DynCorp.
Dari segi pendapatan ketiganya mendapat penghasilan yang sangat besar.
Baca: Hanya Karena Salah USG, Dua Dokter Ini Tega Potong Kemaluan Bayi yang Baru Lahir
Nilai kontrak Halliburton dalam setahun bisa mencapai 12,5 milliar dollar AS dan sejumlah tugasnya adalah memadamkan sumur minyak, rekonstruksi, kilang minyak serta mendukung angkatan bersenjata AS yang sedang bertugas di Irak dan Kuwait.
DynCorp yang mengirimkan lebih 1.000 personel untuk menangani masalah keamanan, teknologi komputer, penasihat militer Irak, dan mendukung proses perdamaian di Irak mendapat bayaran 226,865 milliar dollar setahun.
Sedangkan Blackwater kendati penghasilannya tak sebesar DynCorp dan Halliburton, nilai dollar yang diperoleh tetap sangat besar.