Psikolog Ungkapkan Bahwa Kesurupan Bukan Kemasukan Roh Halus, Melainkan Karena Hal ini

Orang Indonesia sudah lama terkenal suka menghubungkan sesuatu dengan hal berbau mistis.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Orang Indonesia sudah lama terkenal suka menghubungkan sesuatu dengan hal berbau mistis. 

Salah satunya adalah soal kesurupan

Yap, hal ini memang jadi salah satu hal mistis yang akrab banget sama orang Indonesia. 

Ada yang tiba-tiba bertingkah kayak binatang, misalnya harimau atau macan. 

Baca: Nikahi Wanita Indonesia, Bule ini Awalnya Bahagia Hingga Mimpi Buruk Sampai Jatuh Miskin Menimpanya

Baca: Tidak Perlu dengan Belajar, Miliki Otak Seperti Albert Einstein Cukup dengan Melatih Hal ini

Uniknya, dalam fenomena tersebut, orang yang (katanya) kesurupan tiba-tiba mendadak bisa ngomong dengan bahasa daerah. 

Tapi, apakah kesurupan itu murni terjadi karena adanya hal gaib? Belum tentu. 

Soalnya, nih, kesurupan bisa dijelasin dari sisi ilmu pengetahuan, tepatnya dari sisi psikologis. 

Andi Ardillah Pratiwi, M.Psi, psikolog dari Yayasan Praktek Psikologi Indonesia, mengatakan bahwa kesurupan bisa dibilang sebagai gangguan disiosiatif. 

Baca: Beda dengan Indonesia, Cuti Melahirkan di Jerman Bukan 3 Bulan Melainkan 3 Tahun Plus Tunjangan

“Jadi, gangguan disiosiatif, tuh, merupakan kondisi di mana kepribadian seseorang terbagi. Sehingga ketika kepribadian yang lain mengambil ali kepribadian utama, hasilnya orang tersebut jadi orang yang berbeda dari sebelumnya,” lanjut psikolog cantik ini menjelaskan. 

Lebih lanjut, wanita yang biasa disapa Andi ini menambahkan bahwa stres atau beban pikiran turut jadi faktor penting dalam terjadinya fenomena kesurupan

Baca: Diam-diam Prabowo dan Luhut Bertemu, Ini Penjelasan Ketua DPP Partai Gerindra

Menurutnya, beban pikiran yang terlalu berat dan alam sadar yang nggak mampu untuk menerima beban, mengakibatkan tingkat stress meningkat dan kita seakan kesurupan

“Nah, fenomena ini sebenarnya bisa banget dicegah. Intinya, sih, jangan terbebani sama pikiran." 

"Coba lebih rileks dengan jalan-jalan, main sama teman, dan kegiatan menyenangkan lainnya. Kalau masih stress juga, konsultasi dengan tenaga professional seperti psikiater atau psikolog,” tutup cewek lulusan S2 Psikologi Universitas Indonesia ini. (Agassi Moriand )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved