Tahukah Kamu! Ternyata Bukan Semen yang Digunakan Nenek Moyang Dahulu Untuk Rekatkan Bangunan

Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
promasonryguide
Semen agar bangunan tidak goyang 

TRIBUNJAMBI.COM – Dulu, saat duduk di bangku SD, tentu Anda kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang kita merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur.  

Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Prambanan. 

Benar atau tidak, cerita tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman baheula. 

Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. 

Baca: Nasim Aghdam, Youtuber yang Lakukan Penembakan Secara Acak di Kantor YouTube, Siapakah Dia?

Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. 

Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bhs. Latin), yang artinya kira-kira "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". 

Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. 

Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. 

Baca: VIDEO : Pencarian Dua Warga Kerinci Hilang ke Arah Merangin

Baca: Keji, Pria di Merangin Ini 8 Kali Cabuli Anak Tirinya yang di Bawah Umur, Dilakukan di Dalam Mobil

Baru pada abad ke-18 (ada  juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris – menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. 

Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. 

Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. 

Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris pada 1824 mengurus hak paten ramuan  yang kemudian dia sebut semen portland. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved