Facebook Dilanda Krisis, Data Pengguna Bocor dan ini Keterangan Blak-blakan CEO Mark Zuckerberg
Sebanyak 50 juta data penggunanya bocor dan digunakan oleh Cambridge Analytica, konsultan politik Donald Trump, untuk kepentingan kampanye pilpres
TRIBUNJAMBI.COM - Perusahaan media sosial terbesar di dunia Facebook tengah didera krisis.
Baca: Rp 1 Miliar Dikeluarkan First Travel Untuk Syahrini, Pengunjung Sidang yang Mendengarnya Terkejut
Sebanyak 50 juta data penggunanya bocor dan digunakan oleh Cambridge Analytica, konsultan politik Donald Trump, untuk kepentingan kampanye pilpres Amerika Serikat.
Sang pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg tak langsung merespons skandal tersebut. Ia memilih diam.
Setelah didesak banyak pihak, Zuckerberg akhirnya angkat bicara.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun Facebook resminya, Zuckerberg meminta maaf pada pengguna dan menjanjikan sistem yang lebih aman untuk melindungi privasi data.
Baca: Marak Ikan Sarden Mengandung Cacing Pita, Ini Komentar Kepala Dinkes Kota Jambi
"Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi data Anda, dan jika kami tidak bisa, maka kami tidak pantas untuk melayani Anda. Saya telah mencoba memahami dengan tepat apa yang terjadi dan memastikan bagaimana kejadian ini tidak akan terulang lagi," tulis Mark Zuckerberg sebagaimana dikutip KompasTekno dari NBCNews, Kamis (22/3/2018).
Selain itu dalam pernyataannya, Zuckerberg menyatakan telah mengambil langkah antisipatif agar kasus ini tidak kembali terjadi di kemudian hari.
Baca: Berawal Dari Keinginan Curhat Mahasiswi Unja Ini Tersengat Listrik
Baca: Viral! Pedagang Bakso Babi Ditangkap di Kampus Unja Mendalo, Begini Kronologi Laporannya
Langkah tersebut salah satunya adalah dengan memberi perhatian lebih serta membatasi akses aplikasi pihak ketiga pada profil pengguna seperti foto maupun alamat e-mail.
"Kabar baiknya, kami telah mengambil tindakan penting untuk mencegah hal ini terulang dan itu sudah kami lakukan beberapa tahun lalu. Namun kami membuat kesalahan, dan masih banyak yang harus dilakukan," lanjutnya.
Senada dengan Mark Zuckerberg, Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg juga mengakui adanya kesalahan dari perusahaan dalam melindungi data pengguna.
"Seperti yang dikatakan Mark Zuckerberg, kita tahu bahwa ini adalah pelanggaran besar terhadap kepercayaan masyarakat dan saya sangat menyesal apa yang kami lakukan tidak cukup mampu untuk mengatasinya," tulisnya.