Facebook Dilanda Krisis, Data Pengguna Bocor dan ini Keterangan Blak-blakan CEO Mark Zuckerberg
Sebanyak 50 juta data penggunanya bocor dan digunakan oleh Cambridge Analytica, konsultan politik Donald Trump, untuk kepentingan kampanye pilpres
Karena kasus ini, Facebook kini tengah menjadi sorotan publik dan badan hukum.
Bahkan Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat telah memberi permintaan khusus pada Facebook untuk memberi penjelasan terkait kebocoran serta kemuungkinan penggunaan data oleh Cambridge Analytica.
Baca: Besok Kapolri Jenderal Tito Karnavian Sambangi Jambi Inilah Jadwal Kunjungannya
Baca: Tengah Malam Lapas II A Jambi Kebanjiran, Puluhan Napi Dievakuasi, Ini Kata Kakanwil KemenkumHam
"Ini adalah pelanggaran kepercayaan, antara Kogan, Cambridge Analytica, dan Facebook. Namun ini juga melukai kepercayaan antara Facebook dan masyarakat yang telah membagikan data mereka dengan kami. Kami harus memperbaiki ini," tulis Zuckerberg.
Facebook kini tengah menghadapi tekanan serta pertanyaan besar dari berbagai pihak.
Bahkan beberapa waktu lalu muncul kabar bahwa parlemen Inggris akan memeriksa Mark Zuckerberg terkait skandal ini.
Bukan hanya itu, pendiri Facebook ini pun tengah dilanda kerugian material dalam jumlah yang besar.
Setidaknya harta Zuckerberg turun 4,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 67,5 triliun dalam sehari.
Sementara tekanan ini berlanjut, investor saham khawatir, Facebook akan dijatuhi regulasi lebih berat.
Sahamnya pada Senin kemarin terperosok sampai 6,8 persen, dan memangkas kekayaan Zuckerberg menjadi 70,4 miliar dolar AS.
(kompas.com/Yudha Pratomo)