Pernah Berkonflik, Masyarakat Lima Desa Minta MoU Kemitraan dengan REKI

Pernah berkonflik dengan PT REKI lantaran mengambil hasil hutan bukan kayu (HHBK), masyarakat di lima desa

Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Nani Rachmaini

Laporan Wartawan Tribun Jambi Teguh Suprayitno

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Pernah berkonflik dengan PT REKI lantaran mengambil hasil hutan bukan kayu (HHBK), masyarakat di lima desa di Kecamatan Pauh, yakni Sepintun, Lamban Sigatal, Taman Bandung, Lubuk Napal dan Seko Besar, meminta untuk dibuat MoU kemitraan tentang pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang ada di kawasan restorasi ekosistem REKI.

"Tujuannya agar masyarakat bisa memanfaatkan HHBK itu jadi produk unggulan yang punya nilai ekonomi tinggi untuk kesejahteraan masyarakat tanpa khawatir akan timbul konflik," kata Bambang, Koordinator lapangan Yayasan Cappa, di Sarolangun, Senin (19/3).

Dia bilang jika masyarakat di lima desa tersebut sudah lama, bahkan dilakukan turun-temurun selalu memanfaatkan hasil hutan bukan kayu untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Di kawasan hutan REKI banyak menghasilkan madu hutan, jernang, getah damar, rotan, dan ikan yang kerap jadi konsumsi masyarakat. "Tanaman obat herbal yang dibutuhkan masyarakat juga banyak di sana," katanya.

Namun belum diketahui seberapa luas kawasan hutan yang akan dikelola lewat kemitraan dengan PT Reki. "Batasnya sampai Sumsel. Masyarakat tidak tahu batas administratifnya, mereka hanya tahu batas wilayah jelajah saja," terang Bambang.. "Hutan itu tidak adalagi, cuma ada di Reki, makanya masyarakat mendorong untuk dibuat MoU untuk pemanfaatan hasil hutan bukan kayu," tambahnya.

Dari data yang dimiliki Yayasan Cappa, ada sekitar 120an orang masyarakat di Pauh yang akan terdampak dari hasil MoU tersebut. Mereka sudah hidup lama dan turun temurun memanfaatkan hasil hutan di Sarolangun yang saat ini mulai sulit ditemukan, kecuali di wilayah hutan Reki. "Jika ini berhasil, saya berharap bisa membantu ekonomi masyarakat dan bisa membuat mereka lebih sejahtera. Karena pemanfaatan hasil hutan kayu bisa jadi pekerjaan tetap terlebih saat ini harga karet masih tetap rendah," kata Bambang.

Rencana kemitraan ini juga mendapat dukungan dari KPHP Unit VIII Hilir Sarolangun, PT Reki, Yayasan Cappa dan Perkumpulan Hijau.

Sumber: Tribun Jambi
Tags
PT REKI
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved