Kelenteng di Jambi Disesaki Umat Konghucu Rayakan Imlek
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Perayaan Tahun Baru Imlek 2569 menjadi saat yang khusyuk bagi umat Konghucu
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Perayaan Tahun Baru Imlek 2569 menjadi saat yang khusyuk bagi umat Konghucu untuk menyampaikan harapannya. Dampak yang dirasakan sangat berbeda, sepanjang hari kota Jambi tampak lengang. Toko, dan pusat perbelanjaan tutup.
Pantauan Tribun, sejumlah swalayan di Kota Jambi tutup di antaranya Mall Trona di Jl Jend Sudirman, dan Meranti Swalayan di Jl Gr Djamin Datuk Bagindo, Talang Banjar.
Namun menurut keterangan dari tulisan yang berada di depan pintu masuk utama Mall dan Swalayan tersebut, tutupnya mall dan Swalayan hanya satu hari. Pada 17 Februari 2018, akan buka seperti biasanya.
Untuk Ramayana yang ada di komplek ruko Mall WTC dan Tropi Mart di Jl Sentot Alibasha, Payo Selincah, tetap buka seperti biasanya. "Kami tetap buka seperti biasanya. Pengunjung pada hari libur biasanya makin ramai yang berbelanja," ucap Ratna, pegawai Tropi Mart.
Sementara itu, ribuan penganut Konghucu tumplek di klenteng. Satu di antaranya yang sangat ramai, Klenteng Shiu San Theng di Cempaka Putih, Jelutung. Berbagai ritual sembahyang dilakukan umat di sini.
Menurut Asiong, pengurus klenteng Shiu San Theng, setiap orang menyampaikan permohonan yang berbeda-beda. Selain itu, permohonan-permohonan itu disampaikan pada Dewa yang berbeda-beda pula. "Ada kertas itu disampaikan pada Tuhan, ada juga yang ke Dewa. Permohonannnya beda-beda itu," katanya.
Dia mengatakan, kertas yang disampaikan pada Tuhan disebut Thie Kim. Bentuknya lebih besar. Sementara itu, kertas yang disampaikan pada Dewa-Dewa disebut Kim Choa. Bentuknya lebih kecil.
Kertas-kertas itu kemudian dimasukkan dalam tungku besar. Tungku pembakaran itu disebut Kim Tan. Penganut Konghucu percaya bahwa kertas-kertas itu akan sampai kepada Tuhan dan Dewa-dewa.
"Dalam kertas itu ada pengharapan dan persembahan pada Tuhan dan Dewa-dewa. Penganut Konghucu percaya, yang tertulis di kertas-kertas itu akan sampai pada Tuhan," jelasnya.
Dia menambahkan, kertas-kertas tersebut juga merupakan persembahan, seperti sebagai bentuk syukur.
Sementara Misa Syukur di Gereja Katolik St Theresia dilaksanakan dalam nuansa Imlek. Satu di antara umat, Langgeng Lie yang ikut merayakan Misa Syukur mengharapkan adanya kebaikan dalam hidup. "Semoga keluarga sehat selalu dan yang punya masalah cepat selesai," harapnya, Jumat, (16/2).
Langgeng menginginkan keberkahan dan kelimpahan. Terkait Sio Anjing Tanah, agar kehidupan selalu penuh kedamaian dan penuh kesetiaan. "Sebagai umat beragama kita harus hidup rukun, Setia kepada Tuhan, dan Setia kepada Negara," ucapnya.
Dalam Kotbahnya, Romo Dwi Raharjo berpesan melalui Imlek yang mengawali tahun yang baik mudah-mudahan diakhiri dengan baik pula. "Tahun baru Imlek dengan Shio Anjing, semoga kita semakin setia kepada sang Pencipta, " serunya.
Pada perayaan Imlek 2018 di PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola Bandara Sultan Thaha Jambi, menghadirkan sesuatu yang lain dari hari biasanya.
Executive General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi Yogi Prasetyo S mengatakan, pihaknya menggelar atraksi barongsai dan hiburan tersebut bertujuan memeriahkan suasana Tahun Baru Imlek. "Tahun ini sedikit berbeda dan ada pembagian souvenir," ujarnya.
Yogi mengimbau agar pengguna jasa penerbangan Bandara jangan sungkan untuk melihat atraksi barongsai ini. "Lumayan kan, cuman setahun sekali, belum tentu besok ada," ujarnya. (cre/cha/cda/cwa)