Sudah Bertahun-tahun Air Batang Masumai Disebut Masih Aman, Tapi Keruhnya. . .
Sejak maraknya aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah Pangkalan Jambu, air batang Masumai berwarna keruh
Penulis: Herupitra | Editor: Nani Rachmaini
*LH: Klaim Masih Aman
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Sejak maraknya aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah Pangkalan Jambu, air batang Masumai berwarna keruh.
Meski telah bertahun-tahun keruh, namun Lingkungan Hidup (LH) Merangin mengklaim air sungai Batang Masumai masih aman untuk digunakan.
Hal ini dikatakan Kepala UPTD Laboratorium LH, Sutoto. Bahwa pihaknya sudah melakukan uji sampel untuk tingkat pencemaran air Sungai Batang Merangin.
“Kita sudah melakukan uji sampel, selain air sungai Batang Masumai, juga air Sungai Merangin dan air di TPA (Tempat pembuangan akhir),” katanya, Kamis (15/2).
Untuk sungai Batang Masumai, diakui Sutoto secara fisik memang sudah berubah warna menjadi keruh. Namun tingkat pencemaran untuk digunakan masih aman.
"Tapi harus dilakukan proses, kualitas air masih boleh digunakan seperti disaring terlebih dahulu,” ucapnya.
Namun untuk kandungan mercuri diakuinya, belum bisa ketahui. Pihaknya belum melakukan uji mercuri terhadap sungai tersebut karena terkendala alat labor dan sumber daya manusia.
“Alat kita untuk menguji mercuri itu belum lengkap, setau saya di Jambi ini belum ada. Tapi sudah ada pihak provinsi mengambil sampel (Air batang Masumai),” jelasnya.
"Mercuri itu zat berat dan berada di lapisan bawah. Supaya aman pengolahannya supaya aman digunakan, itu ambil air permukaan," tambahnya lagi.
Sutoto juga mengatakan, pihaknya akan terus memenuhi dan meningkatkan alat laboratorium agar ke depannya uji sampel semua pencemaran bisa dilakukan.
“Untuk petugas labor juga sudah kita lakukan pelatihan atau pembekalan,” tuntasnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan tribun, air sungai Batang Masumai keruh, warna airnya kuning pekat.
Warga sekitar sungai juga sudah tidak lagi berani menggunakan air tersebut untuk keperluan memasak dan mandi.
“Kalau mandi badan pasti terasa gatal. Kalau untuk minum sudah lama tidak berani kita lakukan,” ujar warga Batang Masumai. (*)