Moeldoko Jadi 'Bintang' Mata Najwa, Bukan Zaadit Taqwa, Netizen Sebut : Juoosss
Kartu Kuning Jokowi, Tidak Pantas, Wajar atau Kreatif?) menjadi tema debat Mata Najwa yang menghadirkan ketua badan
TRIBUNJAMBI.COM - 'Kartu Kuning Jokowi, Tidak Pantas, Wajar atau Kreatif?) menjadi tema debat Mata Najwa yang menghadirkan ketua badan eksekutif mahasiswa UI, Trisakti, ITB, IPB, UGM serta sejumlah politisi partai, Rabu (7/2/2018).
Acara yang disiarkan langsung Trans TV juga menghadirkan Kepala Staf Presiden Jenderal Purnawirawan Moeldoko dan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M Nasir.
Kehadiran Moeldoko di acara yang dipandu Najwa Shihab membuat suasana lebih cair dan heboh.
Baca: Sempat Beredar Kabar Anak Fahmi Mai akan Dinikahkan di Depan Almarhum
Tak hanya memberikan argumen-argumenyang tegas, mantan Panglima TNI ini juga mampu mencairkan suasana dengan joke joke nya.
Mengawali pernyataannya, Moeldoko mengaku heran dengan keributan adanya kartu kuning yang diajukan Ketua BEM UI Zaadit Taqwa ke Jokowi saat peringatan dies natalis kampusnya.
"Kenapa mesti ribut? saya sebagai kepala staf kepresiden ketawa kok," katanya.
Baca: FOTO: Suka Baca? Ada perpustakaan Keliling Loh, di Pedestrian Jomblo dan Lokasi Lainnya Ini
Menurutnya, keributan itu terjadi karena ada sesuatu yang kurang di pemerintahan saat ini, yakni pemberian informasi yang penuh ke masyarakat.
Moeldoko pun berdiri untuk menjelaskan data-data keberhasilan yang telah dilakukan pemerintahan Jokowi selama tiga tahun memimpin.
Mulai dari kesuksesan membangun infrastruktur, program-program kartu indonesia sehat, pintar, keluarga harapan, reformasi agraria hingga peningkatan kuota haji.
Saat dikritik tentang besarnya hutang pemerintah untuk pembangunan infrastruktur serta janji Jokowi yang belum dipenuhi, Moeldoko membalikkan kritik itu.
Baca: Pertanyaan Menohok Menteri Susi Untuk Dipermalukan Fadli Zon Ini Bikin Salting Pasti!
Baca: Kenang Ulang Tahun Olga Syahpura, Raffi Ahmad Lakukan Hal Ini, Menyedihkan!
"Tidak bisa membangun negara yang begitu besar seperti membalikkan tangan. Tidak bisa boss... not only janji, tapi kongkrit".