Jurnalis dan Pimred Dipecat Karena Selidiki Kasus Penyelewengan di Perusahaannya
Majalah mingguan di Amerika Serikat (AS), Newsweek, memutuskan untuk memberhentikan tiga orang karyawan redaksi.
TRIBUNJAMBI.COM, NEW YORK - Majalah mingguan di Amerika Serikat (AS), Newsweek, memutuskan untuk memberhentikan tiga orang karyawan redaksi.
Diduga, mereka dipecat karena tengah menyelidiki kasus finansial dan hukum yang tengah mendera perusahaannya.
New York Times melaporkan Senin (5/2/2018), dua di antara tiga karyawan yang dipecat berstatus sebagai pimpinan redaksi.
Baca: Pemenang Lotre Rp 7 Triliun Tak Kunjung Terima Hadiah, Alasannya Tak Terfikir Namun Masuk Akal
Mereka adalah Pemimpin Redaksi Bob Roe dan wakilnya, Kenneth Li. Sedangkan satu orang merupakan jurnalis yang bernama Celeste Katz.
Mereka dipecat setelah menerima pemberitahuan via Google Calendar untuk bertemu dengan jajaran eksekutif perusahaan induk Newsweek, Newsweek Media Group.
Sebagai gantinya, Newsweek melantik Nancy Cooper menjadi Pelaksana Tugas Pemimpin Redaksi yang baru.
The Times memberitakan, Katz menjadi penanggung jawab peliputan berbagai perkara yang mendera Newsweek. Sedangkan Li merupakan pengawas liputan tersebut.
Selain memecat ketiganya, Newsweek juga menskors dua reporter lain, Josh Saul, dan Josh Keefe, wartawan International Business Times yang berafiliasi dengan Newsweek.
Komputer dan surel keduanya dikunci sejak Senin. Secara teknis, baik Saul dan Keefe tidak dipecat.
Baca: Maafkan Saya Ibu, Maafkan Saya. Jangan Tinggalkan Saya
Namun, masa depan mereka masih belum diputuskan. "Mereka (Newsweek) sepertinya sudah berencana untuk menyingkirkan kami," kata Keefe dalam Twitter-nya.
"Bersih-bersih" yang dilakukan Newsweek membuat wartawan senior mereka, Matthew Cooper, memutuskan pengunduran diri sebagai bentuk protes.
Dalam surat yang diunggah di Twitter-nya, Cooper mencela aksi pemecatan kepada kolega-koleganya.
Pria yang telah menghabiskan 30 tahun masa hidupnya di dunia jurnalistik itu menyebut Newsweek mempunyai "alur kepemimpinan yang ceroboh".