Puluhan Kades Sungai Penuh Telantar di Bali, Terimbas Meletusnya Gunung Agung
Puluhan kepala desa yang berasal dari Kota Sungaipenuh, telantar di Bali akibat dampak meletusnya Gunung Agung.
Penulis: hendri dede | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, SUNGAIPENUH - Puluhan kepala desa yang berasal dari Kota Sungaipenuh, telantar di Bali akibat dampak meletusnya Gunung Agung. Informasi yang didapat, seharusnya para kades tersebut berada di Bali selama empat hari, untuk mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) dan studi banding. Namun saat akan pulang ke Jambi, pesawat yang mereka tumpangi tidak bisa terbang akibat asap letusang Gunung Agung.
"Iya, selama tiga hari kami tidak bisa pulang, karena pesawat dilarang terbang akibat asap letusan Gunung Agung," kata Jon, Kepala Desa koto Baru, Kecamatan Tanah Kampung, Sungaipenuh, Rabu (29/11).
Para kades tak bisa berbuat banyak, selain mengikuti aturan. Baru, kata dia, hari ini (Selasa) ke Surabaya dan ke Jakarta dengan menumpang kapal laut. Karena jalur udara masih ditutup untuk penerbangan. Selama di Bali lanjutnya, semua biaya ditanggung oleh panitia, dari Pusat Pengembangan Informasi Pemerintahan (PPIP), termasuk biaya makan dan penginapan.
"Hari ini kami baru bisa pulang, itu pun harus lewat Surabaya menggunakan kapal laut. Dari Surabaya baru ke Jakarta dan Jambi," tambahnya.
Untuk diketahui, kades dan jajaran Pemdes Sungai Penuh melakukan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) perangkat desa dan Studi Banding BUMDes. Dalam kegiatan ini, semua biaya menggunakan anggaran dana desa (ADD). Data yang diperoleh, satu orang dengan biaya Rp 8 juta. Sehingga secara total ADD yang digunakan untuk ke Bali termasuk biaya perangkat desa Rp500 juta.
Seorang kades di Sungai Penuh yang minta namanya dirahasiakan, mengatakan kegiatan ini sudah kesepakatan bersama. "Sebenarnya semua berangkat. Karena dana dari ADD sudah kita berikan. Kalau tidak berangkat susah buat Spj," jelasnya.
Baca: Siapakah Hj Nurhayati, yang Dikabarkan Kena OTT KPK di Jambi?
Baca: BREAKING NEWS: KPK Tetapkan Plt Sekda Erwan Malik Tersangka
Dalam aturannya Kades membawa Sekdes atau perangkat desa. Satu Kades dengan biaya Rp8 juta, kalau dua orang sekitar Rp16 juta. Tapi hanya beberapa desa yang dua orang. Selebihnya hanya Kades yang berangkat. Untuk biaya Ini termasuk tiket pesawat, hotel dan biaya perjalanan dinas.
Kabid Pemerintahan Desa (Pemdes) dan Kelurahan Kota Sungai Penuh, Zaini membenarkan adanya kegiatan Bimtek dan Studi Banding Kades di Bali. Dia menyebutkan lebih 50 kades dan puluhan sekdes beserta perangkat desa mengikuti Bimtek tersebut. Terkait biaya,menurutnya diambil dari anggaran dana desa (ADD) sesuai jumlah yang berangkat. Satu orang Kades dengan biaya perjalanan dan kegiatan tersebut sebesar Rp8 juta. "Semua Kades lebih 50 yang berangkat. Ada yang bersama Sekdes ada juga yang tidak. Kalau biaya dari ADD sekitar Rp5 sampai Rp8 juta lah," katanya
Menurut Zaini, dalam dana ADD memang dibolehkan untuk kegiatan Kades dalam melakukan Bimtek. Selain itu sebelumnya puluhan Kades yang berangkat ke Bali sudah meminta izin Wali Kota Asafri Jaya Bakri, termasuk Dinas Pemerintahan Desa Kota Sungai Penuh.
Baca: Terungkap, Peran Erwan Malik, Haji Sai dan Kadis PU Arpan, Itu Uang Ketok
Baca: BREAKING NEWS: KPK Sita Rp 4,7 Miliar, Berasal dari Rumah Kadis PU Arpan, dan Haji Sai
Baca: 95 Kasus Kekerasan pada Anak dan Perempuan Dilaporkan, 98 Persen Tolak Jalur Damai
"Tidak ada masalah, secara administrasi sesuai. Juga sudah disetujui Wako AJB, dan kita Pemdes juga ada yang berangkat," tegasnya.