Jeritan Hati Henny Silalahi Pasca Ditinggal Bayi Debora. Gak Tahan Bacanya. Mata Langsung Berair

Ibu mana yang tidak hancur hatinya ditinggal pergi oleh anak tercinta? Adalah Henny Silalahi, Ibunda Tiara Debora yang kini merasakan perih itu.

Penulis: rida | Editor: rida
facebook/birgaldosinaga

TRIBUNJAMBI.COM- Ibu mana yang tidak hancur hatinya ditinggal pergi oleh anak tercinta? Adalah Henny Silalahi, Ibunda Tiara Debora yang kini merasakan perih itu.

Tiara Debora adalah bayi cantik yang meninggal dunia karena diduga ditolak pihak rumah sakit akibat tidak memiliki cukup DP untuk mendapatkan pelayanan di ruang PICU.

Baca: Tega. Karena Tidak Cukup DP Untuk Masuk PICU, Bayi Cantik Debora Meninggal Dunia. Begini Kondisinya

Aktivis media sosial Birgaldo memposting jeritan hati Henny Silalahi pasca 6 hari ditinggal buah hatinya.

Postingan Birgaldo ini kembali viral menjadi perhatian netizen.

Berikut curahatan hati Henny Silalahi.

Ini jeritan hati Ibu Henny Silalahi barusan..
Gak tahan bacanya... Mataku langsung berair...

APA KABARMU NAK?

Hari ini tepat 6 hari kepergianmu Nak, apa kabarmu di sana? Sudah tak sakit lagi ya, sudah bertemu kakak Amanda dan Kakak Nia? Sampaikan salam cintaku pada mereka berdua ya.

Masih teringat jelas di pagi gelap itu, Mama dan Papa menembus dinginnya malam membawamu ke rumah sakit itu. Di tempat engkau meregang nyawa. Aku yg hanya memakai selembar baju tidur tanpa beralas kaki berlari dan berteriak memanggil dokter sesampainya di UGD, aku menidurkan tubuh mungilmu di tempat tidur dingin itu, tempat tidur penghantarmu ke Surganya Tuhan.

Setiap pintu kamar itu terbuka, aku mencuri masuk memberi semangat, memegang tanganmu, membisikkan doa doa padamu, walau seringkali di"usir" aku kembali lagi padamu, menggenggam tangan mungilmu.

Saat aku mendengar teriakan kencangmu yg seperti biasa, aku membathin Puji Tuhan anakku pasti sehat, anakku pasti tertolong. Engkau menangis kencang dengan pujian perawat, "iya nak, nangis ya. ini dahaknya lg di sedot. Aku semakin yakin kau pasti sembuh.

Harapan itu pupus kala mereka tidak mengijinkan mu memasuki ruang PICU, ruangan hangat dengan peralatan lengkap untuk membantumu bernafas. Maafkan aku nak, walau 10 jari ini sudah memohon tapi Mama gagal membawamu ke ruangan hangat itu.

Aku di panggil ke ruangan dingin itu, ku lihat tubuhmu telah memutih, memucat dan dingin. ku teriakkan namamu nak, kembalilah padaku tapi engkau tak kunjung bangun. Ku panggil Tuhanku agar Dia berbelas kasih tak membawamu, tapi Dia hanya diam.

Sempat aku marah pada alm Nia kakakmu, kenapa dia mengajak mu pergi ke Surganya Tuhan. Akhirnya aku sadar, akulah yang salah karena membawamu ke RS itu, akulah yg tidak memberikan yg terbaik untukmu.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved