Kebakaran Hutan dan Lahan di Jambi Masih Membara
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Upaya berbagai pihak untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Upaya berbagai pihak untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap belum menuai hasil maksimal. Musim kemarau panjang akibat imbas badai el Nino, membuat sejumlah titik api kembali bermunculan.
Seperti yang terjadi di Desa Tanjung Katung Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi. Kamis (22/10) api melalap area perkebunan sawit yang diketahui milik PT BSS. Sejumlah personel dari TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPD) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Manggala Agni sibuk melakukan penyiraman di lokasi yang terbakar.
Komandan Kodim (Dandim) 0415 Batanghari, Letkol Widodo Noercahyo kepada Tribun mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan pihaknya bersama tim. Selain melakukan pemadaman juga dilakukan pembuatan kanal-kanal pembatas untuk mencagat api merambat ke kawasan lain.
Dikatakannya, jauhnya titik api yang mencapai dua kilometer serta minimnya pasokan sumber air membuat pemadaman terkendala. Selain itu kondisi jalan yang tak memadai membuat mobil tangki pengangkut air sulit menjangkau lokasi. Jikapun masuk, Widodo menyatakan hanya mobil tangki berukuran kecil yang bisa mencapai lokasi.
"Sejauh ini, kita masih mengupayakan pemadaman terhadap titik panas, sehingga tidak menyebar," ujarnya seraya menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan untuk menyediakan alat berat untuk membuka jalan pengangkutan air.
Komandan Satgas Penanganan Kabut Asap dan Karhutla, Danrem 042/Gapu melalui Kapenrem Mayor Imam Syafei mengatakan, sejauh ini jumlah titik api sudah jauh berkurang. Diakuinya, asap yang muncul saat ini juga berasal dari lahan yang tengah melalui proses pendingiunan setelah dilakukan pemadaman.
Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi dan mengimbau masyarakat agar ikut aktif mengawasi lahan agar jangan sampai terbakar.
Kepala BPBD Muarojambi, M zakir mengatakan, sejauh ini sudah lebih kurang 100 hektare lahan yang berhasil dipadamkan. Selebihnya pihaknya berupaya dengan melakukan pemutusan pergerakan titik api dengan cara membuat sejumlah kanal penghadang.
Tak dipungkiri lokasi yang jauh serta minimnya sumber air membuat pemadaman terkendala.
Melahap Kawasan Tahura
Tak hanya di Kabupaten Muarojambi, di Kabupaten Batanghari sejumlah lahan juga masih terbakar. Aprizal, Kabid Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Batanghari menyatakan bahwa asap yang tebal di Batanghari akibat lahan Taman Hutan Raya (Tahura) terbakar. Api di kawasan Tahura itu sudah ada sejak bulan Agustus 2015 lalu. Sampai saat ini kondisi api di Tahura belum berhasil dipadamkan. Bahkan kini api yang ada semakin besar.
"Asap ini berasal dari Tahura. Karena kebakaran yang ada semakin membesar dan belum bisa ditanggulangi,"ucap Aprizal.
Ditambahkannya kawasan Tahura yang terbakar mulai dari Pall 10 sampai Paal 16. Selain itu, ada juga titik apa yang lebih besar di luar kawasan Tahura atau dilahan penduduk.
"Kami belum berani melakukan pendataan luas lahan yang terbakar. Masih ada titik-titik api yang masih menyala di kawasan Tahura. Dan kami akui tidak sanggup untuk memadamkannya," ucap Aprizal. Sulitnya akses membuat titik api sulit dijangkau dan dipadamkan.
"Jika masih menggunakan sistem pemadaman seperti ini, kami akui tidak mungkin menanggulanginya. Artinya kami butuh bantuan yang lebih canggih," ucapnya.
Api juga melahap sejumlah kawasan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Diantaranya di Desa Pandan Sejahtera, Kecamatan Geragai, Tanjung Jabung Timur. Ketua Kelompok Serikat Tani Perintis Jaya, Edi Suwarno, Kamis (22/10) menyatakan luas kawasan lahan yang terbakar di Geragai mencapai 100 hektare. Serikat tani yang dibantu warga berupaya melakukan pemadaman dengan memanfatkan sumber air melalui sumur hidran yang dibuat.
Kebakaran lahan juga melanda di Kabupaten Merangin. Kondisi ini membuat Pemerintah Kabupaten dan tim mengaku kewalahan menanganinya.
Bupati Merangin, Al Haris, Kamis (22/10) mengungkapkan, dibeberapa titik yang jauh dari pusat kota kebakaran sulit tertangani. Apa lagi armada kebakaran yang dimiliki Merangin minim. "Hampir tiap hari ada kebakaran, kita (Pemkab), Polres dan Dandim kewalahan. Apa lagi untuk kebakaran yang jauh dan sulit dijangkau," ungkap Al Haris.