Berita Viral

Tren TikTok Uang Rp10.000 di Tangan Istri yang Tepat, Psikolog Ingatkan soal Kesejahteraan

Tren TikTok uang Rp10.000 di tangan istri yang tepat, dikomentari psikolog. Awalnya, warganet ikut khawatir karena bisa membuat suami

Editor: Suci Rahayu PK
Kontan
Ilustrasi uang rupiah 

TRIBUNJAMBI.COM - Tren TikTok uang Rp10.000 di tangan istri yang tepat, dikomentari psikolog.

Awalnya, warganet ikut khawatir karena bisa membuat suami menormalkan pemberian uang belanja dan naskah minimalis pada istri.

Belum lagi, tren dikhawatirkan membuat para suami memaknai uang belanja dan nafkah hanya sekadar angka.

Sehingga mereka sebagai pemberi uang bebas memberikan nominal berapa saja, termasuk nominal yang sangat kecil.

Psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi. mengingatkan agar para suami tidak memaknai uang belanja dan nafkah sekadar angka.

“Memaknai nafkah dalam pernikahan itu juga terkait dengan kewajiban hukum atau agama, lalu aspek keadilan dan kesejahteraan keluarga,” terang psikolog yang berpraktik di RS DR Oen Solo Baru ini saat dihubungi pada Rabu (1/10/2025).

Dalam memberi nafkah dan uang belanja, ada beberapa hal yang wajib dipertimbangkan selain nominal, salah satunya adalah apakah nominal tersebut cukup untuk menutup kebutuhan dasar.

Kemudian, untuk uang belanja, apakah bahan makanan yang dibeli dengan nominal tersebut dapat membuat tubuh sehat karena asupan nutrisi terpenuhi.

Baca juga: Bjorka Asli Muncul Bantah Ditangkap PMJ, Ancam Bongkar Data BGN: Urus Saja Badan Gizi Bodohmu Itu

Baca juga: Polisi Bekuk Dua Pengedar Narkoba di Kota Jambi, Amankan Empat Paket Sabu

Kontribusi non-finansial para suami

Joko juga menyoroti keadilan dalam pemberian nafkah dan uang belanja melalui kontribusi non-finansial para suami.

“Misalnya pekerjaan rumah dan pengasuhan, itu dibahas di dalam keluarga dan dihargai atau tidak?” ujar dia.

Apabila istri diberi nafkah dan uang belanja yang sedikit, ditambah masih harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah dan mengasuh anak, mereka bisa menjadi stres dan kewalahan.

Sebab, nafkah yang sedikit berkemungkinan besar digunakan untuk menutup uang belanja yang nominalnya juga sedikit.

Alhasil, tidak ada yang tersisa untuk istri perawatan diri atau membeli sesuatu yang membuatnya senang.

Menurut Joko, meski suami wajib memberikan nafkah, keuangan rumah tangga sebenarnya tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab suami atau istri.

“Terkadang, istri beranggapan bahwa kalau ada masalah keuangan, itu urusan suami, istri hanya ikut saja. Menurut saya, itu tidak pas,” ucap dia.

Pada keluarga dengan suami berpenghasilan tinggi, nafkah dan kebutuhan rumah tangga bisa jadi bukan masalah.

Namun, pada keluarga dengan suami yang penghasilannya memang rendah, sehingga hanya bisa memberi nafkah dan uang belanja dalam nominal yang sangat kecil, alih-alih menuntut suami, istri bisa membantu dengan usaha kecil-kecilan, apa pun itu, asalkan menghasilkan uang yang halal.

“Karena pada hakikatnya, keuangan ini merupakan hal yang harus dibangun bersama, bukan hanya satu pihak saja,” kata Joko. (*)

 


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tren Rp 10.000 di Tangan Istri yang Tepat, Psikolog Ingatkan soal Kesejahteraan Keluarga", 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Simak informasi lainnya di media sosial Facebook, Instagram, Thread dan X Tribun Jambi

Baca juga: Polisi Bekuk Dua Pengedar Narkoba di Kota Jambi, Amankan Empat Paket Sabu

Baca juga: Bjorka Asli Muncul Bantah Ditangkap PMJ, Ancam Bongkar Data BGN: Urus Saja Badan Gizi Bodohmu Itu

Baca juga: Ketahuan Israel Bayar Buzzer AS untuk Bela Perang di Gaza: Capai Rp115 Juta per Konten

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved