Berita Viral

Malunya Bahlil Lagi Pidato Diteriaki Hoaks Oleh Mahasiwa, Nekat Bahas Etanol: Ini Energi Bersih

Viral aksi memalukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ketika diteriaki "hoaks" oleh sejumlah mahasiswa.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Malunya Bahlil Lagi Pidato Diteriaki Hoaks Oleh Mahasiwa, Nekat Bahas Etanol: Ini Energi Bersih 
Ringkasan Berita:
  • Viral! Menteri Bahlil Lahadalia Diteriaki "Hoaks" di Depan Ratusan Mahasiswa Muhammadiyah
  • Diserang dari Barisan Belakang, Bahlil Malah Senyum dan Balas dengan Data
  • Program E10 Jadi Sorotan: Campur Etanol 10 Persen dalam Bensin Mulai 2026
  • Akhiri Ketegangan, Bahlil Tantang Mahasiswa: "Kritik Boleh, Tapi Tunjukkan Datanya!"

 

TRIBUNJAMBI.COM - Viral aksi memalukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ketika diteriaki "hoaks" oleh sejumlah mahasiswa.

Menanggapi hal itu, rupanya Bahlil Lahadalia hanya santai mendengar teriakan tersebut.

Ya, Menteri Bahlil tak menunjukkan amarah, ia tersenyum dan menanggapi dengan tenang.

Kejadian Menteri Bahlil diteriaki ini terjadi di acara pembukaan Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Rabu (29/10/2025).

Sambutannya yang awalnya berjalan lancar itu berubah ketika Menteri Bahlil menyinggung rencana pemerintah mendorong penggunaan etanol sebagai energi bersih.

Terdengar sejumlah mahasiswa memprotes pernyataan tersebut dan meneriakkan kata “hoaks” dari barisan belakang.

Baca juga: Sosok Erni Yuniati Dosen Jambi Tolak Cinta Bripda Waldi, Tewas Dihabisi Pelaku Menyamar Pakai Wig

Baca juga: Jokowi Pertama dalam Sejarah: Terus Diusik Meski Sudah Lengser dari Kursi Presiden

Baca juga: Akhirnya BLT Kesra 2025 Rp 900 Ribu Cair Hari Ini Senin: Cek Online https//cekbansos.kemensos.go.id

Dengan nada tegas, mantan Menteri Investasi itu menjelaskan bahwa etanol merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang dihasilkan dari bahan alami seperti tebu, jagung, dan singkong.

“Etanol ini energi bersih yang bisa membantu menurunkan emisi karbon. Jangan percaya dengan isu-isu yang bilang etanol bisa merusak mesin kendaraan,” ujar Bahlil, yang disambut sorakan campur antara tawa dan tepuk tangan mahasiswa.

Bahlil menegaskan bahwa narasi yang menyebut campuran etanol dapat merusak mesin merupakan informasi keliru yang disebarkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak ingin program kemandirian energi nasional berjalan.

“Yang mengatakan hoaks ini adalah orang-orang yang tidak ingin kuota impornya dipangkas untuk menuju kedaulatan negara,” katanya, disambut riuh audiens.

Menteri asal Maluku itu kemudian menambahkan, program E10 merupakan langkah konkret pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak mentah sekaligus mendorong ekonomi berbasis sumber daya lokal.

Menurutnya, dengan mengembangkan bioetanol dari hasil pertanian, Indonesia bisa membuka lapangan kerja baru bagi petani serta menekan defisit neraca perdagangan energi.

“Pemerintah tidak asal bicara. Uji coba etanol sebagai campuran BBM sudah dilakukan di sejumlah negara dan terbukti aman untuk mesin kendaraan. Kita hanya perlu menyiapkan pasokan bahan baku yang cukup,” tutur Bahlil.

Meski sempat diwarnai interupsi, Bahlil tetap melanjutkan pidatonya dengan gaya khas yang santai dan komunikatif.

Ia bahkan sempat menantang mahasiswa untuk turun langsung ke lapangan agar melihat data dan bukti ilmiah terkait keberhasilan program serupa di negara lain.

“Mahasiswa harus berpikir dengan data, bukan emosi. Kalau kalian punya data yang berbeda, mari kita diskusikan. Tapi jangan asal teriak ‘hoaks’,” ucapnya, yang langsung mengundang tawa di tengah suasana tegang.

Campur Etanol ke Bensin

Program E10 yang disebut Bahlil merupakan kebijakan pemerintah untuk mencampur 10 persen etanol ke dalam bensin.

Pemerintah menargetkan implementasi bertahap mulai 2026, dengan fokus pada produksi etanol dari tebu dan singkong.

Kebijakan ini diharapkan dapat menghemat impor minyak jutaan barel per tahun serta mengurangi emisi karbon hingga 7 persen.

Acara Tanwir IMM di UMM sendiri dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

Forum tersebut menjadi ajang konsolidasi nasional kader Muhammadiyah muda untuk membahas peran mahasiswa dalam pembangunan nasional.

Kehadiran Bahlil sebagai pembicara utama semula diharapkan menjadi ruang dialog antara pemerintah dan kalangan muda, namun justru memunculkan perdebatan terbuka yang mencerminkan dinamika berpikir kritis mahasiswa.

Meski begitu, banyak peserta menilai cara Bahlil menanggapi situasi tersebut menunjukkan kematangan komunikasi seorang pejabat publik. Dengan memaparkan data dan argumentasi, ia berhasil mengubah tensi ruangan menjadi diskusi hangat yang tetap dalam koridor intelektual.

Bahlil menutup pidatonya dengan pesan agar mahasiswa tidak kehilangan semangat kritis, namun tetap berlandaskan pada fakta dan semangat membangun negeri.

“Kritik itu penting, tapi jangan lupa tanggung jawabnya mencari kebenaran dengan data,” katanya, sebelum meninggalkan panggung diiringi tepuk tangan panjang hadirin.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved