Berita Nasional

Bamsoet Optimis Janji Presiden Prabowo Produksi Mobil dalam 3 Tahun Terwujud, Kuncinya Konsistensi

Bamsoet melihat target ini sebagai momentum emas untuk mengakhiri dominasi merek asing dan memulai era kemandirian industri otomotif Indonesia.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com
Pekerja melakukan perakitan mobil wuling di Pabrik Wuling Motors, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). Pabrik seluas 60 hektar yang terdiri dari pabrik manufaktur dan supplier park mampu memproduksi 120.000 unit kendaraan pertahun. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ketua Dewan Pembina Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo (Bamsoet), menyatakan dukungan penuh dan keyakinannya bahwa target Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan mobil nasional (mobnas) dalam waktu tiga tahun ke depan dapat terwujud.

Bamsoet melihat target ini sebagai momentum emas untuk mengakhiri dominasi merek asing dan memulai era kemandirian industri otomotif Indonesia.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat Indonesia adalah produsen otomotif terbesar di Asia Tenggara dengan penjualan domestik lebih dari 960 ribu unit dan ekspor tembus 520 ribu unit sepanjang 2024.

Indonesia hingga kini belum memiliki satu pun mobil yang benar-benar dirancang dan diproduksi mandiri oleh anak bangsa.

“Rencana besar ini harus dibaca sebagai momentum kebangkitan industri otomotif Indonesia yang sesungguhnya. Setelah puluhan tahun menjadi pasar dan perakit kendaraan dari luar negeri, sudah saatnya Indonesia melahirkan mobil nasional yang benar-benar lahir dari rancangan, teknologi, dan sumber daya manusia bangsa sendiri,” ujar Bamsoet di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Sebagai pengguna mobil nasional seperti Maung 4x4 Generasi ke-2 produksi PINDAD, Bamsoet menegaskan bahwa pondasi untuk memulai sudah ada.

Elektrifikasi dan Proyek Strategis

Bamsoet, yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, menekankan bahwa pengembangan mobnas harus selaras dengan tren global, yaitu elektrifikasi dan digitalisasi otomotif.

Hal ini didukung oleh keunggulan komparatif Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, yang merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik.

Baca juga: Presiden Prabowo Janjikan dalam 3 Tahun Indonesia Punya Pabrik Mobil Sendiri: Sudah Alokasikan Dana

Baca juga: Utang Kereta Cepat Warisan Jokowi Lanjut 60 Tahun, Menkeu Purbaya Sumringah: APBN Lolos, Selesai B2B

Baca juga: Siap dan Sehat! Lisa Mariana PD Hadapi Pemeriksaan Tersangka Pencemaran Nama Baik Ridwan Kamil

"Jika kita kembangkan mobil listrik nasional dengan basis sumber daya alam kita sendiri, nilai tambahnya luar biasa besar. Inilah saatnya kita membalik posisi dari konsumen menjadi produsen,” katanya.

Proyek mobil nasional juga diperkirakan memiliki dampak ekonomi yang masif.

Kementerian Perindustrian memproyeksikan, setiap satu pabrik otomotif besar berpotensi menyerap hingga 10 ribu pekerja langsung dan lebih dari 50 ribu tenaga kerja tidak langsung.

Untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan, Bamsoet mengingatkan agar proyek ini tidak berhenti pada euforia politik semata.

Ia mendesak agar mobnas ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), guna menjamin kepastian hukum, dukungan fiskal, dan pengawasan lintas kementerian.

“Mobil nasional adalah simbol kedaulatan ekonomi bangsa. Kita ingin mobil nasional ini benar-benar bisa diproduksi massal dan diterima pasar. Bukan hanya dipamerkan di peresmian pabrik,” jelasnya.

Belajar dari Sukses Asia

Dalam paparannya, Bamsoet mencontohkan keberhasilan negara-negara Asia yang sukses mengembangkan industri otomotif nasional mereka:

Jepang

Berhasil beralih dari negara pengimpor menjadi eksportir mobil terbesar dunia pasca Perang Dunia II berkat dukungan penuh pemerintah terhadap Toyota, Honda, dan Nissan.

Baca juga: Menteri Kabinet Merah Putih Bakal Pakai Maung, Menkeu Purbaya Dukung Prabowo dan Siapkan Dana

Baca juga: Curhat Pilu Nikita Mirzani Jelang Vonis Kasus Gladys: Sehari di Penjara Terasa Seminggu, Yakin Bebas

Korea Selatan

Melalui Automobile Industry Promotion Act di awal 1970-an, Korea melahirkan Hyundai dan Kia, yang kini menjadi pemain global dan produsen kendaraan listrik besar.

Malaysia

Sukses dengan proyek Proton (1983) di bawah Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang mampu melahirkan ekosistem otomotif nasional.

Tiongkok

Dengan insentif besar bagi New Energy Vehicles (NEV) sejak 2009, Tiongkok melahirkan BYD, NIO, dan Geely, bahkan BYD kini menyalip Tesla sebagai produsen mobil listrik terbesar global.

“Negara-negara tersebut berhasil bukan karena punya dana besar, tetapi karena konsisten. Pemerintahnya menetapkan arah jangka panjang dan memberi ruang tumbuh bagi industri dalam negeri. Indonesia harus meniru ketegasan itu,” pungkas Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Pemkot Jambi Keluarkan Aplikasi SIPOLAR untuk Juknis Pengisian Bahan Bakar Subsidi Solar

Baca juga: Siap dan Sehat! Lisa Mariana PD Hadapi Pemeriksaan Tersangka Pencemaran Nama Baik Ridwan Kamil

Baca juga: Harga Sawit di jambi Periode 24-30 Oktober 2025, TBS Turun Jadi Rp 3.606 per Kg

Baca juga: Utang Kereta Cepat Warisan Jokowi Lanjut 60 Tahun, Menkeu Purbaya Sumringah: APBN Lolos, Selesai B2B

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bamsoet Yakin Mobil Nasional Terwujud dalam 3 Tahun Pemerintahan Prabowo

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved