Berita Viral

Terkuak! Utang Budi, 'Orang Pintar', dan Pengakuan 'Khilaf' Atasan Habisi Nyawa Karyawati Minimarket

Kasus pembunuhan Dina Oktaviani (21), karyawati minimarket yang jasadnya ditemukan mengapung di Sungai Citarum, Karawang, semakin terang. 

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
Pelakunya tak lain adalah atasannya sendiri, Heryanto (27), yang tega menghabisi nyawa Dina demi harta.  

TRIBUNJAMBI.COM - Kasus pembunuhan Dina Oktaviani (21), karyawati minimarket yang jasadnya ditemukan mengapung di Sungai Citarum, Karawang, semakin terang. 

Pelakunya tak lain adalah atasannya sendiri, Heryanto (27), yang tega menghabisi nyawa Dina demi harta

Fakta-fakta terbaru mengungkap motif keji ini ternyata melibatkan utang budi dan janji bantuan untuk masalah asmara.

Hal yang membuat miris, Dina justru menemui mautnya di tangan orang yang sebelumnya ia tolong. 
Heryanto, yang sudah beristri, mengaku sempat meminjam uang sebesar Rp 1,5 juta dari korban sebelum pembunuhan.

Alih-alih membalas kebaikan, Heryanto justru gelap mata. Ia tergiur dengan perhiasan dan barang berharga yang dikenakan Dina. 

"Karena posisinya kan saya gak pegang uang. Dia sempat transfer ke saya. Setelah itu saya mulai kepikiran, rumah lagi sepi, saya khilaf, Pak," ujar Heryanto, memberikan pengakuan yang terasa janggal.

Pintu Petaka

Terungkap, pertemuan maut di rumah Heryanto di kampung Pasir OA, Desa Wanawali, Purwakarta, berawal dari curhatan asmara Dina. 

Korban yang baru putus cinta meminta Heryanto mencarikan 'orang pintar' atau pertolongan mistis agar bisa melupakan atau balikan dengan mantan pacarnya.

"Saya dekat sama orang-orang yang bisa dimintain pertolongan kayak hal mistis. Intinya tertarik si korban," kata Heryanto. 

Baca juga: Siasat Licik Heryanto usai Bunuh Dina, Barang Korban Dibakar, Kini Ngaku Khilaf

Baca juga: Potret Mencekam Renggut Cahaya Pendidikan di Yahukimo: Guru Melani Tewas di Tangan KKB Papua

Baca juga: Heboh Wanita di Jambi Alami Pengeroyokan Sesama Perempuan, Korban Lapor Polisi

Ia pun menggunakan janji bantuan ini sebagai alasan untuk mengajak Dina bertemu.

"Saya bilang, 'Neng ya udah nanti kita jadwalin kapan bisa'. Ketemulah di situ janjian dulu. Saya enggak ada niatan aneh-aneh, niatnya bantu," kilahnya.

Senin sore (6/10/2025), keduanya bertemu di dekat RS Amira Purwakarta sebelum akhirnya Heryanto mengajak korban ke rumahnya yang sepi dan terpencil, tempat niat bejat itu muncul.

Dicekik, Dirudapaksa, Lalu Mayat Dibuang di Hari Ulang Tahun

Di rumah itulah, Heryanto melancarkan aksi kejinya. 

Ia mengaku membunuh Dina dengan cara dicekik dari depan. 

"Awalnya saya gak niat, tapi faktor ekonomi, saya tergiur sama barang-barang mewah yang (dia) pakai," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved