Berita Viral
'Gua Kagak Pulang, Gua Tidur Nginep' Ancam Ketua Termul Jika Roy Suryo Cs Lolos dari Jeratan Hukum
Ketua Organisasi Ternak Mulyono atau Termul, Firdaus Oiwobo, melayangkan kritik tajam dan ultimatum keras kepada Polda Metro Jaya.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Sebelumnya, Sebuah ancaman aksi unjuk rasa yang sangat kontroversial muncul dari kelompok yang mengaku sebagai pendukung Presiden ke-7, Joko Widodo atau Jokowi.
Mereka mengancam akan menggelar aksi gila dengan berdemonstrasi di Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) hanya dengan mengenakan bra (BH) dan celana dalam (CD).
Baca juga: Tak Hanya Tepuk Sakinah, Ini Lirik Tepuk Buka Tutup yang Viral Jadi Materi Bimbingan Nikah
Baca juga: Tertangkap Basah Usai Berulang Kali Beraksi, Anak Mantan Wali Kota Kepergok Curi Sepatu di Masjid
Aksi ekstrem ini disebut sebagai bentuk protes dan kekecewaan mendalam terhadap pihak-pihak yang dinilai terus-menerus menghina dan merundung (bully) Jokowi di media sosial tanpa adanya tindakan tegas dari aparat penegak hukum.
Pernyataan mengejutkan tersebut terekam dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @kata_hati165.
Dalam video tersebut, seorang perempuan yang mengatasnamakan organisasi perempuan pendukung Jokowi mengancam akan mengerahkan 500 anggotanya turun ke Mabes Polri.
Motivasinya jelas: menuntut aparat bertindak cepat.
"Jadi, kalau bisa Mabes Polri cepat menyelesaikan ini, kalau tidak saya organisasi perempuan, kita lima ratus perempuan berencana akan turun memakai BH dan celana dalam untuk Mabes Polri. Kita marah karena Pak Jokowi tiap hari di-bully," ujar perempuan tersebut dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari unggahan tersebut.
Fenomena ancaman demo dengan penampilan minim ini sontak memicu perhatian publik dan perbincangan panas di media sosial.
Mengingatkan kembali pada sejarah demonstrasi unik di Indonesia, mulai dari aksi serba pink hingga gerakan protes berujung kericuhan.
Ucapan kontroversial itu langsung menuai reaksi keras, termasuk dari kalangan politikus.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, termasuk salah satu yang paling vokal mengkritik rencana tersebut.
Menurut Guntur Romli, alih-alih menjadi bentuk dukungan yang cerdas terhadap Presiden.
Aksi tersebut justru mempermalukan kaum perempuan secara keseluruhan. Ia menilai rencana tersebut adalah manifestasi dari fanatisme buta yang patut dikecam.
"Bukan Organisasi Perempuan tapi "Gerombolan Ternak" karena hanya ternak yang mau mempermalukan dirinya untuk menjilat junjungannya. Ini namanya pembodohan. Fanatisme yang harus dikecam. Tak boleh dimaklumi. Apalagi dibela," tulis Guntur Romli pada Sabtu (4/10/2025).
Hingga kini, publik menantikan tindak lanjut dari ancaman aksi gila tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.