Sosok Halim Kalla, Adik JK yang Jadi Tersangka Korupsi PLTU di Kalbar, Proyek Mangkrak sejak 2016

TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Halim Kalla, adik Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla yang ditetapkan jadi tersangka.

Halim Kalla tersangkut kasus dugaan korupsi Proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 1 Kalimantan Barat yang anggarannya triliunan dan mangkrak sejak 2016.

Pada kasus ini, KPK menetapkan 4 orang sebagai tersangka.

Yakni Halim Kalla selaku Presiden Direktur PT Bakti Resa Nusa (BRN) sekaligus adik Jusuf Kalla (JK), Fahmi Mochtar (FM) selaku Eks Dirut PLN, RR, dan HYL.

Total kerugian negara pada kasus korupsi yang diduga terjadi dalam rentang tahun 2008-2018 diduga mencapai Rp 1,3 triliun

Keempatnya disangkakan Pasal 2 ayat (1) dan atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 KUHP.

Baca juga: Pelaku Penipuan Modus Angpau dan Bansos,  Sasar Ibu-Ibu Lansia di Kota Jambi 

Baca juga: Pelaku Perampokan Ditangkap, Polisi Ungkap Pelaku dalam Perjalanan ke Jambi

Lantas siapakah sosok Halim Kalla?

Dilansir dari Tribunnews.com, Halim Kalla, adik mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ini, lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, pada 1 Oktober 1957.

Tahun ini, ia memasuki usia 68 tahun.

Halim Kalla dikenal sebagai pebisnis yang piawai melihat peluang pasar.

Meskipun pernah dihajar badai krisis moneter 1998, bisnis yang dibangunnya tetap dapat bertahan.

Pada tahun 2006, pria asal Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, itu menjadi pengusaha satu-satunya yang berani memperkenalkan Digital Cinema System (DCS) di Indonesia.

DCS itu menjadi revolusi teknologi dalam pembuatan, peredaran, dan penayangan film di bioskop.

Halim Kalla pernah mejabat sebagai anggota DPR RI tahun 2009.

Dikutip dari situs resmi KPU RI, Halim pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II periode 2009-2014:

Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 1 Oktober 1957