Berita Regional
Pro Kontra Kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi soal Solidaritas Rp1.000 per Hari per Warga
Kontroversi kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal warga diajak menyisihkan Rp1.000 per hari.
TRIBUNJAMBI.COM - Kontroversi kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal warga diajak menyisihkan Rp1.000 per hari.
Uang yang disisihkan dari ASN, pelajar, dan warga itu diperuntukkan untuk membantu kebutuhan darurat di bidang pendidikan dan kesehatan.
Program bertajuk Poe Ibu atau Rereongan Sapoe Sarebu menuai pro dan kontra.
Sebagian warga menyuarakan kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan dana.
Edi Kusnaedi (35), warga Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, mengaku mendukung penuh ide tersebut.
Menurutnya, kontribusi kecil dari banyak orang bisa menghasilkan dampak besar.
"Seribu rupiah itu kan kecil sekali. Tapi kalau dikumpulkan banyak orang, pasti hasilnya besar. Bisa bantu anak-anak sekolah atau orang sakit yang tidak mampu," ujar Edi.
Namun ia menekankan pentingnya transparansi.
"Apakah uangnya benar-benar sampai ke masyarakat atau tidak? Mekanismenya harus jelas dan mudah diakses publik," tambahnya.
Baca juga: Detik-detik Istri Sah Labrak Pelakor di Tempat Kerja dan Beri Bogem Mentah Viral: Sudah Ingatkan
Baca juga: Harga Emas Perhiasan di Jambi Hari Ini Rp7.200.000 per Mayam, Emas Antam Naik Jadi Rp2.250.000
Sementara itu, Enung (40), warga Soreang, menyatakan keberatan. Ia menilai program ini rawan disalahgunakan.
"Seribu memang kecil, tapi kalau tiap hari dikumpulkan se-Jawa Barat jumlahnya besar sekali. Kalau tidak ada pengawasan ketat, ya rawan dikorupsi," katanya.
Warga lain, Wisnu (29) dari Katapang, memilih pasrah. Ia mengatakan tidak keberatan selama dana benar-benar digunakan untuk membantu masyarakat miskin.
"Seribu per hari tidak akan bikin miskin, malah bisa jadi amal kalau betul dipakai membantu orang susah. Tapi pemerintah harus jaga amanah," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meluncurkan Gerakan Rereongan Poe Ibu untuk memperkuat solidaritas sosial masyarakat.
Melalui gerakan ini, ASN, pelajar, dan warga diajak menyisihkan Rp 1.000 per hari guna membantu kebutuhan darurat di bidang pendidikan dan kesehatan.
"Melalui Gerakan Rereongan Poe Ibu, kami mengajak ASN, pelajar, dan masyarakat menyisihkan Rp 1.000 per hari. Kontribusi sederhana ini menjadi wujud solidaritas dan kesukarelawanan sosial demi membantu kebutuhan darurat masyarakat," ujar Dedi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/10/2025).
Gerakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 149/PMD.03.04/KESRA yang ditandatangani Dedi pada 1 Oktober 2025.
Baca juga: Rencana Kontroversial Pendukung Jokowi Bakal Gelar Aksi Gila: Demo Cuma Pakai Bra dan CD
Baca juga: Donald Trump Ancam Hamas Jika Tolak Gencatan Senjata dan Tetap Berkuasa di Gaza: Kehancuran Total
Dana akan dikumpulkan melalui rekening khusus Bank BJB atas nama instansi, sekolah, atau unsur masyarakat, lalu disalurkan untuk kebutuhan mendesak di bidang pendidikan dan kesehatan.
Rereongan Poe Ibu, lanjut Dedi, menjadi wadah donasi publik resmi dengan prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.
Gerakan ini akan dilaksanakan di lingkungan pemerintah daerah, instansi swasta, sekolah dasar hingga menengah, serta di tingkat RT/RW. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Luncurkan Rereongan Poe Ibu, Solidaritas Rp 1.000 Sehari",
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Simak informasi lainnya di media sosial Facebook, Instagram, Thread dan X Tribun Jambi
Baca juga: Detik-detik Istri Sah Labrak Pelakor di Tempat Kerja dan Beri Bogem Mentah Viral: Sudah Ingatkan
Baca juga: Harga Emas Perhiasan di Jambi Hari Ini Rp7.200.000 per Mayam, Emas Antam Naik Jadi Rp2.250.000
Baca juga: Pantas Wanita Ini Tolak Adegan Malam Pertama, Suami Syok Emas dan Uang Dibawa Kabur
Pantas Wanita Ini Tolak Adegan Malam Pertama, Suami Syok Emas dan Uang Dibawa Kabur |
![]() |
---|
Harga Emas Perhiasan di Jambi Hari Ini Rp7.200.000 per Mayam, Emas Antam Naik Jadi Rp2.250.000 |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Jambi, Ada Satu Daerah Hujan Petir |
![]() |
---|
Keluarga Korban Sianida di Jambi Klaim Tertipu Identitas Terdakwa: Adik Saya Normal, Bukan Gay |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.