Berita Viral

Dari MiChat ke Penjara, Awalnya Tipu Tipu Lalu Coba Open BO hingga Dapat Belasan Pelanggan

Praktik Prostitusi Online Pasutri di Bangka Terungkap, Anak Balita Dititipkan ke Keluarga.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Bangkapos/Arya Bima Mahendra
OPEN BO.Kasus praktik prostitusi online yang dilakukan pasangan suami istri (pasutri) di Bangka menjadi sorotan publik. 

Para pelanggan, kata AA, sudah mengetahui bahwa perempuan yang mereka temui adalah istri sahnya. 

“Sebelumnya pun sudah dijelasin sama istri lewat chat itu kalau dia binor, bini orang,” jelasnya.

Praktik ini, menurut pengakuan AA, telah dilakukan sebanyak 15 kali. Tarif sekali kencan berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp400 ribu. 

Dari hasil transaksi itu, AA mendapat bagian Rp50 ribu hingga Rp100 ribu dari istrinya. “Uangnya untuk beli rokok, beli minuman-minuman cangkir itu, terus untuk nyelot (judi online-red),” katanya.

AA mengaku sempat ingin menghentikan aktivitas tersebut, terutama setelah dirinya mendapatkan pekerjaan tetap. Namun, keinginan itu belum terwujud.

 Bahkan, menurut AA, ia pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. “Aku pun sempat mau bunuh diri, di tanganku ada bekas silet,” ujarnya.

AA juga menyebut bahwa istrinya bersikeras melanjutkan praktik open BO karena alasan ekonomi.

 “Istri bersikeras karena uang, karena saya belum ada pekerjaan juga,” tambahnya. Kepada tetangga yang curiga atas kedatangan tamu-tamu asing, AA mengaku selalu memberikan jawaban normatif. “Tetangga sebelah pernah tanya ada siapa, kujawab temen,” imbuhnya.

DA, sang istri, dalam pemeriksaan menyampaikan bahwa aktivitas prostitusi online itu dilakukan sejak tiga bulan terakhir.

 Ia membenarkan bahwa awalnya sang suami mengunduh aplikasi MiChat di telepon genggamnya.

 “Awalnya suami download aplikasi MiChat di hp ku, kata dia iseg-iseng awalnya,” ucap DA.

DA mengaku sempat mempertanyakan maksud sang suami mengunduh aplikasi tersebut. 

“Kubilang ke dia, ka nek ngejual ku ok (kamu mau ngejual aku ya-red). Terus kata dia, dak lah untuk nyube bai (enggak lah, untuk coba-coba aja-red) untuk nyari duit. Terus kubilang enggak, terus lama-lama ku berpikir, ku bilang basinglah (terserah lah-red),” sambungnya.

DA juga menyatakan bahwa selama ini ia tidak pernah mendapatkan paksaan atau ancaman dari suaminya untuk melakukan praktik open BO tersebut. 

Hasil dari setiap pertemuan dengan pelanggan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk kebutuhan anak mereka. “Kadang kukasih 50, kasih 100 (ribu rupiah-red) ke dia. Yang banyaknya untuk keperluan beli makan lah, beli susu anak,” ujarnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved