Berita Viral
Kronologi 14 Sapi Warga di Bungo Jambi Mati Mendadak, Diduga Diracuni, Netizen Bela Pemilik Kebun
Warga Desa Embacang Gedang, Bungo, Jambi dilanda kemarahan usai 14 ekor sapi mereka ditemukan mati mendadak dengan kondisi perut membesar.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Warga Desa Embacang Gedang, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi dilanda kemarahan usai 14 ekor sapi mereka ditemukan mati mendadak dengan kondisi perut membesar.
Peristiwa tragis ini diduga kuat akibat diracun oleh oknum tak bertanggung jawab, memicu kerugian besar dan kemarahan kolektif.
Video yang menampilkan bangkai belasan sapi tergeletak tak berdaya viral di media sosial, memancing perdebatan sengit antara warganet.
Menurut pengakuan warga, sapi-sapi di desa ini memang terbiasa dilepasliarkan untuk mencari pakan.
Kawanan sapi sering masuk ke area perkebunan sawit.
Tetapi mereka diklaim hanya memakan rumput dan tidak merusak tanaman sawit.
Namun, dugaan kuat mengarah pada tindakan sengaja meracun air minum atau pakan, yang menjadi penyebab kematian massal ini.
Kematian sapi ini tidak hanya menimpa satu peternak, melainkan beberapa warga, sehingga kerugian yang ditanggung cukup besar.
Video yang diunggah akun Instagram @seputarjambi.info menampilkan pemandangan pilu tersebut dan sontak viral, menarik perhatian publik secara luas.
Baca juga: 14 Sapi Warga Bungo Jambi Mati, Diduga Akibat Diracun Pemilik Kebun
Baca juga: Cacar Monyet Telan Korban Jiwa, 1 dari 4 Santri di Riau Meninggal, Bupati Minta Warga Tenang
Baca juga: Sosok Paiman Raharjo, Eks Wamendes Diusulkan Srikandi Sedulur Jokowi Isi Kabinet Presiden Prabowo
Video viral tersebut memicu perdebatan sengit di kolom komentar, dengan warganet terbagi menjadi dua kubu yang saling berhadapan: pendukung peternak dan pembela pemilik kebun.
Sebagian warganet meluapkan kekecewaan dan kemarahan atas tindakan keji ini.
Akun @3pr* menulis, "Kasian ???? mereka tidak bersalah cuma mencari makan kenapa dibunuh????." Komentar senada datang dari @cr4*,
"Kalau ga suka ya tinggal usir bukan nya di racun."
Ada juga warganet yang mendesak pihak berwajib untuk turun tangan.
Akun @mar* berkomentar, "Harus di usut pak kasus ini ,,apa sebabnya ko dibunuh."
Namun, ada warganet yang memberikan sudut pandang berbeda.
Akun @ssy* menyoroti kemungkinan sapi memakan rumput yang sudah diracun oleh pemilik kebun untuk membasmi gulma, bukan sengaja diracun untuk membunuh sapi.
"Orang ngeracuni rumputnya???? kocak," tulisnya.
Di sisi lain, banyak warganet justru membela pemilik kebun dan menyalahkan peternak.
Baca juga: Geger! Satu Keluarga di Mukomuko Ditangkap Polisi: Kompak Curi 55 Sapi, Tugas Ayah Jual, 4 Residivis
Baca juga: Analisis Hubungan Presiden Prabowo-Gibran Usai Tak Hadiri Pelantikan: Dagelan atau Dinamika Wajar
Mereka berpendapat bahwa peternak seharusnya bertanggung jawab dengan menyediakan kandang dan pakan.
Akun @tol* menulis, "Seharusnya yang punya sapi berfikir, kalau mau pelihara sapi ya dibuatin kandang dicarikan rumput. Bukan disuruh cari makan sendiri."
Pengalaman serupa juga diceritakan oleh akun @kin*, yang berkomentar, "Saya akan mendukung pemilik kebun, karena saya pernah merasakan di posisi itu nanam pepaya habis semua di makan sapi, di tegur pemiliknya malah galakan pemiliknya."
Komentar ini didukung oleh @cua*, "Bisa punya sapi tapi gak bisa nyari pakan nya, bukan salah yang punya kebun disaat mereka meracun gulma dikebun, terus sapi nya datang makan rumput,."
Kasus ini menjadi pengingat pahit tentang konflik yang sering terjadi antara peternak dan petani. Beberapa warganet pun menawarkan solusi agar kejadian serupa tidak terulang.
Akun @sum* mengusulkan, "Bikin peraturan pemerintah kalo mau ternak wajib bikin pekarangan/ kandang sendiri urus sendiri. Jadi ga saling menyalahkan."
Usulan ini didukung oleh @her* yang berkomentar, "Pola menggembala ternak sudah tidak relevan lagi saat ini, banyaknya kejadian sudah saatnya pemerintah turun kebawah mencari solusi agar masyarakat beternak kandang."
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait kasus ini.
Namun, kematian 14 sapi ini menunjukkan bahwa sudah saatnya ada solusi permanen yang bisa mengakomodasi kepentingan peternak dan petani agar tidak ada lagi pihak yang merasa dirugikan dan mengakhiri konflik dengan cara yang merugikan semua pihak.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Cacar Monyet Telan Korban Jiwa, 1 dari 4 Santri di Riau Meninggal, Bupati Minta Warga Tenang
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 22/9/2025 Capai Rp2.123.000 per Gram
Baca juga: Sosok Paiman Raharjo, Eks Wamendes Diusulkan Srikandi Sedulur Jokowi Isi Kabinet Presiden Prabowo
Baca juga: Profil dan Harta Menpar Widiyanti Putri, Viral Minta Air Galon untuk Mandi, Lebih Kaya dari Prabowo
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.