Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif: 'Jangan Diamputasi, Ma, Abang Mau jadi Pemain Sepak Bola'
Ibu remaja korban begal berinisial F (13), Aci Cendrawati (40) menceritakan sosok anaknya yang menjadi korban dugaan pembegalan di Kota Jambi
Penulis: Syrillus Krisdianto | Editor: Mareza Sutan AJ
Ibu remaja berinisial F (13), Aci Cendrawati (40) menceritakan sosok anaknya yang menjadi korban dugaan pembegalan di Kawasan Handil Jaya, Kota Jambi.
Dia mengatakan, anaknya merupakan penyandang disabilitas dan bersekolah di SLB Tanjung Jabung Timur.
Kejadian nahas itu bermula saat anaknya ingin mengendarai sepeda motor.
Hal itu disebabkan anaknya, dia melihat teman sebayanya dan orang sekitar mengendarai motor.
Sehingga dia ingin tahu berkendara sepeda motor.
Akibat kejadian tersebut, anaknya harus diamputasi dan mengalami trauma.
Tribun Jambi berkesempatan mewawancarai Aci dalam program Saksi Kata. Berikut kutipannya.

Tribun: Dalam pandangan seorang ibu, bagaimana sosok anak Ibu selama ini?
Aci: Anak saya merupakan anak yang berkebutuhan khusus, saat ini dia bersekolah di SLB Tanjung Jabung Timur.
Tribun: Bagaimana kronologi kejadian tersebut?
Aci: Pada Selasa (16/9/2025) sekitar pukul 03.00 WIB anak saya sudah gelisah, sebab dia memiliki rasa penasaran bagaimana mengendarai sepeda motor.
Saat kakek dan neneknya tidur, dia mengambil kunci motor dan pergi ke luar rumah.
Satu jam kemudian, ada seseorang datang ke rumah.
Orang itu mengantar dia dan bertanya, "Ibu, Ibu, ini anak Ibu, ya?"
Saat itu kondisi kaki anak saya sudah memprihatinkan, seperti luka akibat benda tajam.
Posisi anak saya saat itu lemas, mengalami pendarahan saat dibonceng orang yang mengantarnya.
Orang itu mengatakan anaknya ditemukan tidak jauh dari Soto Betawi, dekat Taman Sungai Kota Baru.
Anakku ditemukan terkapar di jalan itu, kebetulan orang yang menemukan anak saya baru pulang dinas atau kerja.
Saat itu, dada anak saya mengalami luka dalam (remuk), sebab katanya, dia dipukul.
Segera kedua orang tua (kakek dan neneknya) dan kakak saya mengantar dia ke rumah sakit Mitra.
Namun, kata pihak rumah sakit, alatnya tidak memadai, sehingga dibawa ke rumah sakit umum (Raden Mattaher).
Saat di rumah sakit, kaki anak saya dijahit sementara. Saat di rumah sakit, setelah anak saya sadar, saya bertanya dengannya, "Abang diapakan, Nak?"
Anak saya menjawab, "Ma, jahat orang itu, Ma. Abang dipukulnya, Ma. Motor diambilnya, Ma."
Saat itu, anak saya menceritakan kejadian yang dialaminya.
Kejadian bermula anak saya mengendarai sepeda motor, lalu ada orang berteriak ke arahnya.
Dia meneriakkan, "berhenti, berhenti", lalu anak saya melihat ada dua orang mengikutinya.
Lalu anak saya bilang, "abang ngebut bawa motor, lalu orang itu memukul abang hingga jatuh".
Anak saya bercerita dirinya ditendang dan kakinya dipukul-pukul menggunakan kayu dan kunci motor dan sepeda motor diambil orang tersebut.
Saat itu anak saya bilang, "saat itu abang lemas, tidak ingat apa-apa lagi".
Tribun: Apa dampak dari kejadian tersebut?
Aci: Kaki anak saya baru diamputasi pagi ini (Minggu, 21/9/2025). Jarinya sudah tidak ada lagi, telapak kakinya disisakan sedikit kata dokter. Sakit rasanya.
Kasus ini sudah saya laporkan ke Polsek Jelutung, dan diarahkan ke Polresta Jambi, sebab tindakan itu tindak pidana begal, tinggal tunggu saja.
Akibat kejadian itu, saya trauma, trauma mengendarai sepeda motor di malam hari.
Saat tidur, anak saya mengatakan kepada saya, agar kakinya tidak diamputasi.
Dia bilang, "jangan diamputasi, Ma. Abang mau jadi pemain sepak bola. Abang nanti di-bully kawan-kawan abang."
Saya bilang, ‘enggak, Nak. Yang sabar, nak," sebab dia dengar penjelasan dari dokter, dia tahu, tidak mungkin saya tutupi, jadi pelan-pelan saya buka soal kabar amputasi itu.
Hal yang paling menyakitkan, saat malam anak saya mengigau, dia bilang "ampun bang, ampun bang, udah bang."
Berarti, anak saya mengalami trauma berat, sangat trauma. Saat pagi hari, anak saya kembali bertanya.
Dia bilang, ‘Mama, sudah ditangkap orangnya ya, Ma? Sudah ya, Ma?" Aku hanya bilang, "belum, Nak. Sabar ya, Bang."
Anak saya bertanya kembali, "sudah ditangkap ya, Ma? Sakit kaki abang, Ma."
Tribun: Apa harapan sebagai seorang ibu?
Aci: Saya berharap tidak ada kejadian serupa, terutama kepada anak yang seusia anak saya, sebab saya melihat kejadian seperti ini semakin merajalela.
Saya ingin pelaku segera tertangkap dan kasus ini cepat terungkap.
(Tribunjambi.com/Syrillus Krisdianto)
Baca juga: Daftar 10 Perusahaan Batu Bara Jambi yang Disetop Sementara, Lokasi, dan Luas Area
Baca juga: Tiga Pria dan 1,7 Kg Emas Hasil PETI Dibawa dari Merangin ke Padang Tengah Malam
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.