Korban Begal di Jambi Diamputasi
Tangisan Ibu Korban Begal di Jambi, Anaknya Diamputasi karena Luka Serius
Ibunda F, seorang penyandang disabilitas yang menjadi korban begal di Kawasan Handil Jaya, Kota Jambi, menceritakan kronologi pilu
Penulis: Syrillus Krisdianto | Editor: Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Ibunda F, seorang penyandang disabilitas yang menjadi korban begal di Kawasan Handil Jaya, Kota Jambi, menceritakan kronologi pilu hingga anaknya harus diamputasi.
Dia mengatakan, anaknya merupakan penyandang disabilitas dan bersekolah di SLB Tanjung Jabung Timur.
Kejadian naas itu bermula saat anaknya ingin mengendarai sepeda motor.
Baca juga: Begal Sadis di Jambi Bikin Penyandang Disabilitas Hilang Kaki Kiri, Korban Siswa SLB Tanjabtim
Hal itu disebabkan anaknya dia melihat teman sebayanya ataupun orang sekitar mengendarai motor.
Sehingga dia ingin tahu berkendara sepeda motor.
Akibat kejadian tersebut, anaknya harus diamputasi dan mengalami trauma
Bagaimana kronologi kasus tersebut? Tribun Jambi Menghadirkan Aci Cendrawati (40), Ibunda F dalam program Saksi Kata Tribun Jambi.
Bagaimana sosok anak anda?
Anak saya merupakan anak yang berkebutuhan khusus, saat ini dia bersekolah di SLB Tanjung Jabung Timur.
Baca juga: Kaki Kiri Remaja 13 Tahun di Jambi Diamputasi Gara-gara Begal, Sepeda Motor Dibawa Kabur
Bagaimana Kronologi Kejadian Tersebut?
Pada Selasa (16/9/2025) sekira pukul 03.00 WIB anak saya sudah gelisah, sebab dia memiliki rasa penasaran bagaimana mengendarai sepeda motor.
Saat kakek dan neneknya tidur, dia mengambil kunci motor dan pergi keluar rumah. Sekira satu jam kemudian, ada seseorang datang ke rumah.
Orang itu mengantar dia dan bertanya ‘ibu, ibu, ini anak ibu ya?’ Saat itu kondisi kaki anakku sudah memperihatinkan, seperti luka akibat benda tajam.
Posisi anak saya saat itu lemas, mengalami pendarahan saat dibonceng orang yang mengantarnya.
Orang itu mengatakan anaknya ditemukan di kawasan soto Betawi dekat Taman Sungai Kota Baru.
Anakku ditemukan terkapar di jalan itu, kebetulan orang yang menemukan anakku baru pulang dinas atau kerja.
Saat itu, dada anakku mengalami luka dalam (remuk), sebab katanya anakku dia dipukul.
Segera kedua orang tua (kakek dan neneknya) dan kakak saya mengantar anakku ke rumah sakit Mitra.
Namun, kata pihak rumah sakit alatnya tidak memadai, sehingga dibawa ke rumah sakit umum (Raden Mattaher).
Saat di rumah sakit, kaki anakku dijahit sementara
Saat di rumah sakit, setelah anakku sadar saya bertanya dengannya, ‘abang diapakan nak?.
Anakku menjawab ‘ma, jahat orang itu ma, abang dipukulnya ma, motor diambilnya ma.
Saat itu, anakku menceritakan kejadian yang dialaminya.
Kejadian bermula anakku mengendarai sepeda motor, lalu ada orang berteriak kearahnya.
Dia meneriakkan ‘berhenti, berhenti’, lalu anakku melihat ada dua orang mengikutinya.
Lalu anakku bilang ‘abang ngebut bawa motor, lalu orang itu memukul abang hingga jatuh’,
Anakku bercerita dirinya ditendang dan kakinya dipukul-pukul menggunakan kayu dan kunci motor dan sepeda motor diambil orang tersebut.
Saat itu anakku bilang ‘saat itu abang lemas, tidak ingat apa-apa lagi’.
Apa Dampak Dari Kejadian Tersebut?
Kaki anakku baru diamputasi pagi ini, jarinya sudah tidak ada lagi, telapak kakinya disisakan sedikit kata dokter, sakit rasanya.
Kasus ini sudah saya laporkan ke Polsek Jelutung, dan diarahkan ke Polresta Jambi, sebab tindakan itu tindak pidana begal, tinggal nunggu saja.
Akibat kejadian itu, saya trauma, trauma mengendarai sepeda motor dimalam hari.
Saat tidur, anakku mengatakan kepadaku, agar kakinya tidak diamputasi, dia bilang ‘jangan diamputasi ma, abang mau jadi pemain sepak bola, abang nanti dibully kawan-kawan abang.’
Saya bilang ‘enggak nak, yang sabar nak,’ sebab dia dengar penjelasan dari dokter, dia tahu, tidak mungkin saya tutupi, jadi pelan-pelan saya buka soal kabar amputasi itu.
Hal yang paling menyakitkan, saat malam anakku mengigau, dia bilang ‘ampun bang, ampun bang, udah bang.’
Berarti, anak saya mengalami trauma berat, sangat trauma. Saat pagi hari, anakku kembali bertanya.
Dia bilang ‘mama, sudah ditangkap orangnya ya ma? Sudah ya ma?’ Aku hanya bilang ‘belum nak, sabar ya bang.’
Anakku bertanya kembali ‘sudah ditangkap ya ma? Sakit kaki abang ma.’
Apa Harapan Anda Sebagai Seorang Ibu?
Saya berharap tidak ada kejadian serupa, terutama kepada anak yang seusia anak saya, sebab saya melihat kejadian seperti ini semakin merajalela.
Saya ingin pelaku segera tertangkap dan kasus ini cepat terungkap.
Update berita Tribun Jambi di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/Aci-Cendrawati-40-ibu-dari-F-13-menceritakan-kronologi-dugaan-begal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.