Berita Batang Hari

Ada 146 KK Suku Anak Dalam di Batang Hari Jambi, Tapi Masih Nomaden

146 Kartu Keluarga (KK) warga Suku Anak Dalam (SAD) yang terdata oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Batang Hari.

Penulis: Khusnul Khotimah | Editor: Suci Rahayu PK
Tribun Jambi/ Khusnul Khotimah
SAD - Di Desa Pematang Kejumat, Kelurahan Limbur Tembesi, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, Suku Anak Dalam (SAD) masih berjuang melawan ketimpangan akses kesehatan dan layanan sosial. 

TRIBUNJAMBI.COM, BATANG HARI - Sebanyak 146 Kartu Keluarga (KK) warga Suku Anak Dalam (SAD) yang terdata oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Batang Hari.

Ini adalah upaya pemerintah setempat untuk memastikan layanan administrasi kependudukan. 

Menurut Kepala Disdukcapil Batang Hari, Reflizer, meskipun data kependudukan Suku Anak Dalam sudah tercatat, mobilitas mereka yang tinggi sering kali membuat proses pencatatan dan pelayanan administrasi menjadi tidak mudah. 

"Mereka sering berpindah-pindah (nomaden, red), bahkan beberapa waktu lalu ada kasus di mana mereka ke Sarolangun, kemudian warga yang sakit dirawat di rumah sakit di sana. 

Setelah berkomunikasi dengan Dukcapil Sarolangun, ternyata warga tersebut tercatat sebagai penduduk Batang Hari. Kami segera memindahkan data kependudukannya agar mereka bisa mendapatkan pelayanan yang optimal di sana," jelasnya. 

Mobilitas warga Suku Anak Dalam, yang sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Batin XXIV, seperti di Desa Jelutih, Desa Hajran, dan Desa Olak Besar, memang cukup tinggi.

Baca juga: Daftar Nama 3 Calon Direktur PDAM Pancuran Telago Bungo Jambi, Tersisa Tahap Akhir ke Bupati

Baca juga: Harga Sawit di Jambi periode 19-25 September 2025 Turun Tipis Jadi Rp3.641 per Kg

Selain itu, mereka juga tinggal di kawasan Kecamatan Maro Sebo Ulu, yang mencakup Desa Padang Kelapa, Desa Rawa Mekar, dan Desa Batu Sawar.

Hal ini menyebabkan terkadang proses pemantauan dan pemberian layanan kependudukan menjadi lebih kompleks.

"Sebagian dari mereka sudah menerima BPJS dan mendapat layanan kesehatan ," katanya.

Di Desa Hajran, terdapat sekolah rimba yang berfungsi sebagai tempat mengajar dan menulis untuk komunitas ini.

"Sekolah ini menjadikan jembatan kami untuk berkomunikasi selain itu kami juga melakukan pendekatan kepada Tumenggung dan Waris di setiap desa," tambahnya. (Tribunjambi.com/Khusnul Khotimah)

 

 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Simak informasi lainnya di media sosial Facebook, Instagram, Thread dan X Tribun Jambi

Baca juga: Daftar Nama 3 Calon Direktur PDAM Pancuran Telago Bungo Jambi, Tersisa Tahap Akhir ke Bupati

Baca juga: Harga Sawit di Jambi periode 19-25 September 2025 Turun Tipis Jadi Rp3.641 per Kg

Baca juga: Kedok Dokter Gadungan  di Bantul Terbongkar! Lulusan SMA Kuras Rp538,95 Juta dengan Vonis HIV Palsu 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved