"Aku enggak suka orang mencuri-curi, aku enggak suka,” ungkap Nurliyah, Sabtu (16/8/2025).
Kronologi Kejadian
Menurut tetangga korban, Rukiyah, peristiwa berdarah itu terjadi pagi buta, subuh, saat suara mengaji dari masjid masih terdengar.
Ia mendengar pasangan suami istri itu bertengkar, namun tidak menghiraukannya karena pertengkaran sering terjadi.
Sekitar pukul 06.00 WIB, ia mendengar tangisan anak bungsu korban.
Tak lama, warga mulai ramai berkumpul.
Saat keluar rumah, Rukiyah melihat Dini sudah tergeletak bersimbah darah dengan luka tusuk di leher.
“Mayatnya ditemukan di pintu tengah. Di situ tinggal numpang sama anak dan suaminya. Sering ribut, makanya kami tak begitu open,” ujarnya.
Setelah melakukan aksi pembunuhan, Budi melarikan diri. Warga sempat mengejar, namun tidak berhasil menangkapnya.
Jenazah korban dievakuasi ke RS Bhayangkara TK II Medan setelah tim Inafis tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB.
Lirih sang Anak
Tragedi ini pertama kali diketahui oleh anak bungsu korban yang berusia 5 tahun.
Dalam kondisi ketakutan, ia berlari menuju rumah neneknya sambil menangis dan berteriak meminta pertolongan.
“Yang tahu pertama kali anaknya masih umur 5 tahun. Ngadu dia, 'Nek, Nek, mamakku dibunuh sama ayah',” kata Nurliyah.
Saat mendatangi rumah anaknya, Nurliyah mendapati Dini sudah tak bernyawa dengan luka tusuk di bagian leher, dagu, dan dada.