TRIBUNJAMBI.COM -Laga bertajuk derby Skandinavia akan tersaji panas di Eleda Stadion, Malmo FF menjamu FC Copenhagen pada leg pertama babak ketiga kualifikasi Liga Champions, Rabu dini hari, 6 Agustus 2025 pukul 00.00 WIB.
Pertemuan dua klub raksasa dari kawasan Nordik ini bukan hanya sekadar pertarungan demi tiket ke fase selanjutnya, tetapi juga menjadi ajang pembuktian superioritas antarnegara di kawasan utara Eropa.
Malmo datang ke pertandingan ini dengan bekal percaya diri usai menyingkirkan klub asal Latvia, RFS, secara meyakinkan di babak sebelumnya.
Klub asal Swedia itu tampil dominan sepanjang dua leg dan tak banyak mengalami kesulitan untuk melangkah ke fase ketiga. Namun, lawan mereka kali ini jelas berada di level berbeda.
FC Copenhagen adalah juara bertahan Liga Super Denmark yang memiliki reputasi kuat di kompetisi Eropa, dan kehadiran mereka di Malmö dipastikan membawa tantangan yang jauh lebih berat.
Sayangnya, Malmo harus menghadapi laga besar ini dalam kondisi pincang.
Sejumlah pemain kunci mereka seperti Erik Botheim, Anders Christiansen, Johan Dahlin, Holmquist, dan Lajqi masih berkutat dengan cedera dan hampir dipastikan absen dari skuat utama.
Kondisi ini tentu menjadi dilema tersendiri bagi pelatih Henrik Rydström dalam menyusun strategi. Ia harus bisa mengombinasikan pemain pelapis dan memaksimalkan potensi pemain muda agar tetap mampu mengimbangi permainan agresif tim tamu.
Di sisi lain, FC Copenhagen melangkah ke babak ini dengan modal kemenangan atas Drita, wakil Kosovo, meski tidak tampil terlalu meyakinkan di laga tandang.
Secara historis, Copenhagen memang dikenal cukup dominan saat bermain di kandang, namun kerap kesulitan saat bertandang ke markas lawan.
Hal ini pula yang membuat banyak pengamat memprediksi bahwa laga di Eleda Stadion ini akan berlangsung ketat dan seimbang.
Apalagi, sang juara Denmark juga tidak datang dengan kekuatan penuh. Kiper utama mereka, Runar Alex Runarsson, serta bek Junnosuke Suzuki, absen karena cedera. Florian Sorensen kemungkinan besar akan mengisi posisi penjaga gawang, namun belum teruji dalam laga seintens ini.
Menariknya, ini bukan kali pertama kedua tim bertemu di panggung Eropa.
Dalam dua pertemuan sebelumnya, hasil imbang menjadi penutup laga, dan keduanya sama-sama minim gol.
Jika melihat tren tersebut, serta mempertimbangkan absennya sejumlah pemain inti dari kedua kubu, pertandingan kali ini diprediksi akan kembali berjalan ketat dan cenderung hati-hati sejak menit awal.
Atmosfer panas derby dan tekanan untuk tidak kebobolan di leg pertama membuat strategi kedua pelatih cenderung konservatif.