Berita Nasional

SPI Tutup Rangkaian Kongres dengan Pertemuan Petani Transmigran di Tanjung Jabung Timur

Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Serikat Petani Indonesia (SPI) melaksanakan Pertemuan Petani Transmigran di Desa Sukamaju, Tanjung Jabung Timur, Jambi, pada Jumat (25/07/2025). Pertemuan ini menjadi penanda berakhirnya rangkaian Kongres V SPI. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Serikat Petani Indonesia (SPI) melaksanakan Pertemuan Petani Transmigran di Desa Sukamaju, Tanjung Jabung Timur, Jambi, pada Jumat (25/07/2025). Pertemuan ini menjadi penanda berakhirnya rangkaian Kongres V SPI. 

Heru Pangatas selaku Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) SPI Tanjung Jabung Timur menyambut para delegasi kongres. Dalam sambutannya, Heru menegaskan harapannya agar acara ini dapat mempersatukan para petani SPI untuk menegakkan reforma agraria di lahan-lahan transmigrasi. 

"Seluruh persoalan petani harus petani sendiri yang menyelesaikan!" serunya. 

Ketua DPW SPI Jambi, Sarwadi, dalam sambutannya mengajak forum untuk kilas balik perjuangan SPI yang sudah 27 tahun lebih berdiri. "27 tahun sudah kita lewati, pahit manis sudah dilewati, banyak pencapaian-pencapaian yang sudah kita raih. Mari kita jadikan ini motivasi untuk terus berjuang," ujarnya. 

Henry Saragih selaku Ketua Umum SPI menyampaikan bahwa lokasi diadakannya pertemuan petani transmigran yang sekaligus menutup rangkaian kongres ini merupakan tempat yang istimewa. Karena dari tempat itulah SPI di Jambi lahir dan berkembang hingga sekarang sudah ada di berbagai kabupaten di Jambi. 

"Program transmigrasi yang dilakukan di Indonesia terutama ketika orde baru adalah program yang tidak sesuai dengan Undang-undang Pokok Agraria," tegas Ketua Umum SPI tersebut. 

Menurutnya, program transmigrasi ini melanggar hak-hak banyak pihak. Mulai dari melanggar hak-hak kepada masyarakat adat hingga menyengsarakan warga yang ditransmigrasikan.

Serikat Petani Indonesia (SPI) melaksanakan Pertemuan Petani Transmigran di Desa Sukamaju, Tanjung Jabung Timur, Jambi, pada Jumat (25/07/2025).

Pada pertemuan ini disampaikan kondisi petani di Papua, Kalimantan, dan Sulawesi. 

Wenda yang merupakan bagian dari Panitia Persiapan Wilayah SPI Papua Pegunungan mengajak para petani SPI untuk mendukung para petani di tanah-tanah konflik di Papua. 

Dari tanah Borneo, Dwi Putra selaku Ketua DPW SPI Kalimantan Selatan menyampaikan bahwa petani di daerahnya semakin terpinggirkan dengan berbagai polemik baik dari pemerintah maupun korporasi. 

"Ada satu desa di Kabupaten Balangan itu hilang karena ada ekspansi pertambangan. Ini contoh yang sangat menyedihkan," ujarnya. 

Tidak hanya itu, konflik masih terus berlangsung hingga sekarang. Terdapat tiga desa transmigrasi yang sedang mengalami konflik dengan korporasi. Kriminalisasi dan tuduhan terus dilayangkan kepada petani di sana. 

Sejalan dengan itu, Mustamin dari Sulawesi Tenggara menyampaikan harapannya untuk forum ini. "Apa yang terjadi di Sulawesi Tenggara sangat menyedihkan. Untuk itu, semoga forum ini bisa menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi dan juga menularkan semangat juang untuk kita semua," pungkasnya. 

Pertemuan ini turut diisi dengan dialog bersama petani transmigran dari beberapa daerah di Jambi, seperti Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur. Pada kesempatan ini juga turut diserahkan data petani transmigran untuk dikaji dan ditindaklanjuti bersama di SPI.

Untuk pertama kalinya, Kongres SPI menghasilkan sebuah dokumen mengenai petani transmigran. Hal ini menjadi penanda seriusnya SPI dalam memperjuangkan isu ini, memperjuangkan reforma agraria di tanah – tanah transmigrasi.

Halaman
12

Berita Terkini