“Ini sakit berat. Berat sekali,” ujar Dokter Tifa dalam unggahannya.
Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit autoimun agresif dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh secara cepat.
Beberapa indikasi yang ia temukan antara lain perubahan ekstrem pada kulit, kelelahan, serta penurunan berat badan dan massa otot secara drastis.
Ia menyebut penyakit seperti Lupus Nephritis, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), dan Scleroderma Renal Crisis sebagai kemungkinan yang memicu kerusakan ginjal parah dalam waktu singkat.
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, penggunaan CAPD bahkan dianggap sudah tidak memadai.
Baca juga: JOKOWI Disebut Derita Autoimun Agresif, Apa Itu dan Bagamana Penyebabnya? Simak Gejala Awalnya
Baca juga: FADLI ZON Ngotot Sebut Tak Ada Pemerkosaan Massal Mei 1998: Harus Ada Fakta Siapa Korbannya
Ia pun menyarankan agar Jokowi dirujuk ke rumah sakit terbaik, termasuk ke luar negeri jika dibutuhkan.
“Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?” ujarnya.
"Ini adalah assessment dari seorang dokter atas pertanyaan para netizen," jelasnya.
Ia pun menegaskan bahwa kekhawatirannya terhadap kondisi kesehatan Jokowi tidak terkait dengan perbedaan pandangan politik.
"Karena berulangkali saya sampaikan, saya mengkhawatirkan kesehatan Pak JW, terlepas dari saat ini kita berseberangan. Padahal bukan maksud saya untuk menjadi lawan beliau atau apa. Yang saya lakukan adalah menegakkan kebenaran soal ijazah. Kalau dengan itu beliau tersinggung dan memusuhi saya, ya kita lihat saja bagaimana kebenaran itu akan membela dirinya sendiri," ujarnya.
Kembali membahas soal kondisi medis, Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit Autoimun Agresif dapat berkembang sangat cepat menuju kondisi terminal hanya dalam waktu kurang dari enam bulan.
Gejalanya antara lain: perubahan kulit yang ekstrem, gatal luar biasa, sarkopenia atau penyusutan massa otot yang cepat, kelemahan tubuh, hingga penurunan berat badan drastis.
Ia juga menyebut kemungkinan kerusakan organ, terutama ginjal dan sistem imun, yang bisa disebabkan oleh penyakit seperti Lupus Nephritis stadium IV-V, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), hingga Scleroderma Renal Crisis—semuanya berpotensi merusak ginjal hanya dalam hitungan minggu.
"Sebagai dokter dan sesama manusia, saya khawatir terhadap kesehatan beliau," ucapnya.
Menurut Dokter Tifa, dalam kondisi seperti ini, CAPD justru tidak cukup memadai.