“Pelaku merupakan paman dan adik kandung dari ibu korban,” ujarnya.
Sempat Sembunyi sebelum Ditangkap
Setelah melakukan aksi pembantaian terhadap lima anggota keluarganya, Ardi Sahputra (21) melarikan diri ke kawasan hutan belantara Kompas, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Kepolisian segera membentuk tim gabungan dan menyebar ke sejumlah titik strategis untuk mengejar pelaku, sekaligus menjaga keselamatan masyarakat dari potensi serangan lanjutan.
Nama Ardi bahkan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) yang dirilis Satreskrim Polres Aceh Tenggara.
Setelah hampir sepekan pengejaran, pelaku berhasil diringkus pada Senin malam (23/6/2025) di jalanan desa yang berada di wilayah Salim Pinem, Kecamatan Tanoh Alas.
Penangkapan berlangsung dramatis. Tim gabungan dari Polres Aceh Tenggara dan Jatanras Polda Aceh harus melepaskan dua kali tembakan peringatan hingga akhirnya pelaku menyerah dan tiarap di lokasi.
Bersembunyi di Hutan Tanpa Listrik
Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Yulhendri, dalam konferensi pers pada Selasa (24/6/2025), menjelaskan bahwa Ardi bersembunyi di hutan terpencil tanpa akses listrik atau pemukiman warga.
Selama pelarian, ia bertahan hidup dengan mengandalkan makanan dari hutan dan sesekali turun ke desa untuk membeli nasi dan kue.
"Dia makan apa saja yang ditemukannya di dalam hutan. Tapi sempat juga turun ke pemukiman untuk beli makanan," ungkap Yulhendri, dikutip dari Tribun Gayo.
Warga Diliputi Ketakutan
Pascatragedi rajapati itu, warga Desa Uning Sigurgur dan sekitarnya dilanda rasa cemas. Aktivitas ke ladang dan kebun sempat lumpuh karena warga takut pelaku yang masih berkeliaran.
Ketegangan di desa baru mereda setelah pelaku ditangkap dan diamankan polisi.
Penyelidikan Masih Berjalan