Berita Sarolangun

Dari Sopir Angkutan Karet hingga Jadi Bupati Sarolangun Jambi, Ini Perjalanan Hidup Hurmin

Penulis: Hasbi Sabirin
Editor: Nurlailis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BUPATI HURMIN - Perjalanan hidup H. Hurmin, Bupati Sarolangun, Jambi bukanlah kisah yang instan.

Wah ini berat juga jadi kades, waktu itu gaji kades hanya 500 ribu, kerja nya banyak tidak sesuai keinginan masyarakat takut kecewa, akhirnya saya menolak tidak mau mencalonkan kades. Orang tuanya saya waktu itu masih ada, dan beliau juga tidak mengizinkan untuk nyalon Kades. 

"Karena, susah nya dikampung, kita tidak berhasil jadi pemimpin mereka ribut, kita lebih juga rejeki ribut dan timbul, nah ini duit desa lah yang hajarnya, sementara kita dapat rejeki dengan cara lain," jelasnya. 

Namun waktu itu masyarakat terus memberikan dorongan, agar dirinya maju calon kades, berkat satu orang tokoh Sarolangun menyampaikan pesan kepadanya. 

"Serajin apapun ibadah salat mu, belum tentu amalnu diterima oleh Allah, tapi kalau kamu tulus membantu masyarakat, mungkin itu jalan Tuhan mempertimbangkan kita mendapatkan ridha Allah,  bismillah maju dan terpilihlah jadi kades pada tahun 2007," kata Hurmin.

Pada tahun 2009, desakan masyarakat kembali membawanya ke ranah politik yang lebih tinggi, yakni Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sarolangun. 

Ia pun mundur dari jabatan Kepala Desa, atas dorongan masyarakat desa nya saat itu belum ada anggota dewan. 

"Saya putuskan maju lah calon anggota DPRD Kabupaten Sarolangun periode 2009-2014. Awalnya mau masuk ke partai PBR waktu itu dijanjikan untuk mendapatkan nomor urut pertama namun tidak ditepati. Datang lah partai PPP, menawarkan di nomor urut satu, karena pileg waktu itu berdasarkan nomor urut," ungkapnya. 

Setelah daftar ke KPU, keputusan MK berubah bahwa hasil pileg jadi suara terbanyak bukan lagi nomor urut.

Namun kita sudah terlanjur itulah bergabung ke PPP dengan bismillah sampai saat ini masih di partai PPP.

"Inilah hikmahnya mulai periode 2009-2014 tiga periode di DPRD Sarolangun hingga 2024 maju ke DPRD provinsi Jambi dan terpilih dan mundur karena maju nyalon kepala daerah di Sarolangun pun dari PPP, " ungkapnya.

Tiga priode di Legislatif dan Kembali ke Eksekutif, apa perbedaan Legislatif dan Eksekutif?

Sebagai Bupati, tanggung jawab terasa jauh lebih besar dan padat, dengan jadwal yang seringkali mendadak. 

Namun, pengalamannya tiga periode di DPRD Sarolangun memberikannya pemahaman mendalam tentang seluk-beluk dan permasalahan utama di Sarolangun.

Pengalaman tentang beda legislatif dan eksekutif, yang jelas kita Bupati memang beban dan tanggung jawab ada dipundak kita semua. 

Tiga periode di legislatif, masalah Sarolangun dan program apa kedepannya?

Halaman
123

Berita Terkini