TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pemerintah Provinsi Jambi menargetkan jalan khusus angkutan batu bara akan bisa digunakan pada Juli 2025.
Jalan khusus batu bara membentang dari Sarolangun hingga Batanghari sepanjang 101 Km.
Hingga kini, progres pembangunan jalan khusus angkutan batu bara di Provinsi Jambi mencapai 72 kilometer.
Gubernur Jambi Al Haris mengatakan masih sisa 29 kilometer.
Pengoperasian jalan khusus angkutan batu bara ini sejatinya molor dari target.
Awalnya, jalan khusus tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2023 lalu.
"Memang ada beberapa pekerjaan yang masih dilakukan. Tanah yang tebal dikupas lagi agar lebih nyaman, agar pengendara tak terasa berat, sehingga diusahakan selandai mungkin, juga jembatan diusahakan rampung pada akhir Juli pada tahun ini," ungkap Gubernur Al Haris, saat meninjau lokasi di Desa Tenam hingga Desa Jelutih, Kecamatan Bathin XXIV, Senin (16/6/2025).
Update terbaru, saat ini jalan tersebut sudah dalam kondisi pengerasan.
Selanjutnya, pihaknya akan membangun jembatan yang menghubungkan ke tambang yang ada di Batanghari dan Mandiangin, Sarolangun.
DIgarap Tiga Perusahaan
Pengerjaan jalan khusus angkutan batu bara ini dilakukan oleh tiga perusahaan.
Perusahaan itu adalah PT Inti Bangun Sarana (PT IBS), PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS), dan PT Putra Bulian Properti (PT PBP).
PT IBS akan membangun jalan yang meliputi trase I sepanjang 101 Km.
Kemudian PT PBP di trase II sepanjang 140 Km.
Lalu PT SAS di trase III sepanjang 108 Km.
"Intinya mereka sudah serius dan sudah ada solusi batubara di masa mendatang. Kita harap nanti PT SAS bisa menyelesaikan masalahnya dengan Kota Jambi, karena rute sudah jelas dan saya yakin ini on progres-lah," lanjutnya.
Gubernur Akan Evaluasi Trase II
Gubernur Jambi akan mengevaluasi tiga perusahaan yang membangun jalan khusus angkutan batu bara di Provinsi Jambi.
Sejauh ini, progres berlanjut, namun pembangunan jalan di trase II belum berjalan sesuai rencana.
"Kita akan lihat dari rapat itu, kita undang, semuanya akan buat kesepakatan. Kalau sisa dari Kilangan ke Mendalo memang tidak ada yang bisa, maka kita bisa saja minta PT IBS juga yang menanganinya. Kita minta kolaborasi," kata Haris.
Sebagai informasi, April lalu, dalam paparan perwakilan perusahaan, DPRD Provinsi Jambi dikejutkan dengan tidak adanya progres pembangunan yang signifikan di Desa Penerokan yang masuk dalam wilayah trase II.
Dalam paparan pada 23 April kemarin, progres baru sampai pada land clearing atau pembersihan lahan yang akan menjadi badan jalan.
Terlepas dari itu, pemerintah tetap menargetkan jalan batu bara selesai tahun ini.
Artinya, setelah Desember 2025 tidak ada lagi angkutan batu bara yang melintasi jalan nasional maupun jalan Provinsi Jambi. (*)