Dari Secangkir Kopi di Rumah, jadi Bisnis Kopi Rempah
Inisiatif usaha ini bermula dari secangkir kopi yang Umar seduh sendiri di rumahnya, disuguhkan kepada drg David dan adiknya saat mereka berkunjung.
Keduanya terkejut dengan cita rasa kopi rempah tersebut.
“Saya bilang, ini enak banget. Saya dan adik saya lalu berpikir, kenapa tidak dijual saja? Dari situ semua bermula,” kata drg David.
Untuk mendukung Umar, drg David mendatangkan alat roasting dan mesin kopi serta memberikan pelatihan bersama seorang peracik kopi bernama Yus.
Hasilnya, kopi racikan Umar habis diborong dalam peluncuran di Banyuwangi.
Hingga kini, pesanan terus berdatangan, bahkan mencapai 2.000 pax dalam sebulan.
Harapan untuk Diterima dan Dimaafkan
drg David mengakui banyak orang mempertanyakan keputusannya berbisnis dengan mantan narapidana kasus terorisme.
Namun, ia percaya pada niat baik dan ketulusan Umar.
“Saya yakin dia bisa berubah. Dia tahu saya non-Muslim, tapi tetap terbuka. Ia memilih dekat karena merasa nyaman dan bisa tertawa bersama saya, bukan karena uang,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa Umar telah meminta maaf secara terbuka kepada publik dan para penyintas bom Bali.
Karena itu, David berharap masyarakat bersedia memberi maaf agar Umar bisa menjalani hidupnya dengan tenang.
Bahkan, jika bisnis ini berkembang, drg David berencana melibatkan para penyintas dan keluarga korban untuk terlibat dalam usaha tersebut.
“Kalau bisnis ini berjalan lancar, saya ingin mengajak penyintas dan keluarganya ikut terlibat. Membangun bersama, memulihkan luka bersama,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kisah Umar Patek, Dulu Merakit Bom Kini Sibuk Meracik Kopi
Baca juga: Berapa Poin-Ranking FIFA Timnas Indonesia jika Menang, Seri, dan Kalah Lawan Jepang?
Baca juga: Viral Polisi Diduga Nodai Korban Asusila yang Lapor ke Polsek
Baca juga: Pasukan Israel Bajak Kapal Bantuan untuk Gaza, Ada 12 Aktivis Pro-Palestina di Sana