Berita Internasional

Serangan Houthi Ungkap Bobroknya Angkatan Laut AS, Laksamana Mengeluh di Kongres

Editor: Mareza Sutan AJ
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

USS CARL VINSON – Tangkap layar yang diambil dari laman resmi US Navy (11/4/2025), memperlihatkan Kapal induk USS Carl Vinson yang semula berada di lautan Asia-Pasifik kini telah bergeser ke wilayah Timur Tengah untuk mendampingi kapal induk USS Harry S. Truman, dalam menjalankan kampanye AS melawan Houthi.

TRIBUNJAMBI.COM - Terungkap, ternyata ada masalah besar yang selama ini dialami pasukan Amerika Serikat.

Hal itu terungkap setelah serangan pasukan perlawanan Houthi Yaman terhadap kapal perang Angkatan Laut AS.

Serangan kelompok perlawanan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah dan kapal perang Angkatan Laut AS yang melakukan agresi di negara tersebut, ternyata menyembulkan masalah yang selama ini dialami pasukan AS.

Masalah yang akhirnya tampak saat Houthi membalas serangan AS adalah rentannya pasokan amunisi Angkatan Laut AS dalam situasi peperangan yang berlangsung.

Hal itu diungkapkan seorang laksamana AL AS kepada Kongres negara tersebut dalam sebuah rapat kerja.

Dalam sidang Komite Alokasi Anggaran DPR (Kongres AS) pada Rabu (14/5/2025), Penjabat Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana James Kilby mengungkap kebobrokan mereka.

The Military Times melaporkan, serangan oleh kelompok militan Yaman tersebut telah "menyoroti ketegangan pada pangkalan industri amunisi kita".

Hal yang dimaksud di atas adalah, tingkat produksi amunisi yang dinilai masih kurang, menyebabkan cepat menipisnya cadangan amunisi yang mereka bawa ke Yaman.

Lebih dari empat pekan, AS memang membombardir Yaman dengan dalih menghancurkan fasilitas Houthi dengan ratusan bahkan ribuan bom dari serangan udara.

Akan tetapi, efektivitas serangan gencar itu dipertanyakan lantaran Houthi masih aktif bahkan menyerang balik, baik itu ke aset tempur AS, atau ke langsung ke Israel, sekutu utama AS yang tengah melancarkan agresi dan perang genosida di Gaza.

"Amunisi jarak jauh berpemandu presisi seperti Tomahawk, Rudal Anti-Kapal Jarak Jauh, torpedo kelas berat, semua amunisi tersebut perlu kami tingkatkan produksinya," kata Kilby mengeluhkan cepat habisnya amunisi yang tersedia.

Kilby juga mendukung perolehan amunisi dari sumber vendor (produsen snejata dan amunisi) yang lebih banyak.

"Mereka mungkin tidak dapat menghasilkan spesifikasi yang sama persis, tetapi mereka mungkin dapat menghasilkan rudal yang efektif, yang lebih efektif daripada tidak memiliki rudal sama sekali," katanya.

Houthi Tetap Aktif Menyerang

Dalam beberapa tahun terakhir, militan Houthi di Yaman telah menargetkan jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan kapal angkatan laut yang melindunginya, sebagai solidaritas terhadap perjuangan milisi Perlawanan Palestina Hamas dalam menghadapi agresi Israel.

Halaman
123

Berita Terkini