TRIBUNJAMBI.COM -Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengungkap sejumlah temuan anggaran janggal di lingkungan Pemprov Sumut.
Temuan itu disampaikan sebagai bagian dari upaya penertiban penggunaan APBD.
Dalam dua bulan terakhir, Bobby secara aktif mengevaluasi pos-pos belanja dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hasilnya cukup mencengangkan.
Ia menemukan sejumlah anggaran janggal yang mengundang perhatian publik, mulai dari pembelian kue tart, tusuk gigi, perjalanan dinas tidak logis, hingga pembelian busi racing di Dinas Sosial.
1. Anggaran Pembelian Kue Tart Puluhan Juta Rupiah
Salah satu temuan awal Bobby adalah adanya anggaran pembelian 15 kue tart yang nilainya mencapai Rp50 juta oleh Badan Penghubung Pemprov Sumut. Dana tersebut diambil dari APBD Sumut, yang seharusnya difokuskan untuk program-program strategis yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
"Kalau ada yang membandel (kepala dinas yang membuat anggaran tak masuk di akal), jangan lagi membandel, kita peringatkan," tegas Bobby.
Ia menyatakan tekadnya untuk terus membenahi struktur penganggaran di Sumatera Utara.
"Iya banyak (anggaran yang digunakan tak masuk logika), makanya kita rapihin, makanya saya cek dari kemarin. Selama dua bulan ini kami terus bukain anggaran di setiap dinas," ujar Bobby.
Lebih lanjut, Bobby menyebutkan langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Jokowi agar anggaran yang tidak esensial segera dihapus.
2. Tusuk Gigi Rp100 Juta
Temuan mengejutkan lainnya adalah adanya anggaran pengadaan tusuk gigi senilai Rp100 juta. Anggaran ini dinilai tidak produktif dan tidak memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Menurut Bobby, penggunaan dana publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis, efisien, dan tepat sasaran. Temuan ini pun langsung ditindaklanjuti untuk dikaji dan kemungkinan besar dicoret dari struktur APBD.
Plt Kadis Kominfo Sumut, Porman Mahulae, menyatakan pihaknya mendukung langkah Gubernur untuk menertibkan anggaran.
"Beliau (Bobby) tertibkan semua belanja yang tidak berguna dan mengalihkannya ke belanja-belanja yang produktif dan berdampak langsung ke masyarakat,” kata Porman dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/5/2025).
"Belanja-belanja yang tidak masuk akal pasti langsung dicoret," lanjutnya.
3. Perjalanan Dinas untuk Videotron
Tak hanya barang atau perlengkapan, perjalanan dinas pun tak luput dari evaluasi. Bobby menemukan anggaran perjalanan dinas yang diduga digunakan untuk meninjau pembuatan videotron.
"Kemarin disuruh hold dulu, ada yang masih perjalanan dinas ini dihilangkan, ini tidak dihilangkan," kata Bobby.
"Hanya membuat videotron ada perjalanan dinasnya di provinsi. Ada perjalanan dinas untuk buat videotron," ujarnya, Senin (5/5/2025).
Bobby dengan tegas meminta seluruh kepala OPD untuk menahan diri dalam menyusun anggaran yang tidak proporsional. Ia juga mengingatkan bahwa tindakan tidak efisien bisa berdampak hukum dan menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
"Hilangin lah yang kayak gitu pak (buat anggaran tak masuk di akal) gawat kita nanti. Ada pak Kejati, didengar pak Kejati gawat kita. Jadi, hilangilah yang seperti itu, buat yang bagus-bagus saja," tuturnya.
4. Busi Racing di Dinas Sosial
Temuan yang paling menyita perhatian adalah anggaran untuk pembelian busi racing komponen yang identik dengan dunia otomotif berkecepatan tinggi oleh Dinas Sosial. Hal ini menciptakan tanda tanya besar akan logika di balik penyusunan anggaran tersebut.
“Untuk OPD, jangan buat anggaran yang aneh-aneh lagi. Cukup tusuk gigi, busi racing ada busi racing," kata Bobby dalam Musrenbang RPJMD 2025–2029 di Kantor Gubernur Sumut.
“Di dinas apa busi racing itu ya, Pak? Dinas Sosial,” tanyanya dengan nada heran.
Ia bahkan menyindir, “Dinas Sosial beli busi racing, mau balapan? Pantesan semakin banyak balapan liar. Aduh, cukup ya.”
Artikel berikut diolah dari Tribun Medan
Baca juga: Usai Tusuk Gigi dan Kue Tart, Gubernur Sumut Bobby Nasution Temukan Anggaran Beli Busi Racing