“Awalnya saya diundang untuk bahas penggusuran. Ternyata malah diarahkan ke topik wisuda, padahal saya nggak siap,” ujar Aura dalam pernyataannya.
Aura merasa telah dijebak dalam sebuah diskusi yang tidak sesuai ekspektasi.
Namun, sebagai remaja yang sedang tumbuh dalam lingkungan penuh tantangan, ia tetap berani menyampaikan pendapatnya.
Meski begitu, keberanian itu justru menjadi bumerang baginya dan keluarganya.
Baca juga: HEBOH Gubernur Bengkulu Helmi Hasan Dicibir Tiru Konten Dedi Mulyadi, Cuek Dijuluki Gubernur TikTok
Perdebatan dengan Dedi Mulyadi
Dalam perdebatan yang kini menyebar luas di media sosial, Aura menyampaikan ketidaksetujuannya atas kebijakan pelarangan wisuda dan perpisahan sekolah, terutama karena ingin membela adiknya dan siswa lain yang ingin merasakan momen tersebut.
“Kalau bisa, wisuda itu tetap diadakan. Bisa disesuaikan biayanya, tapi tetap harus ada kenangan,” ujar Aura dengan nada tegas.
Dedi Mulyadi menanggapi argumen tersebut dengan menyebut bahwa banyak orang tua yang justru terjerat utang demi membiayai perpisahan sekolah, seperti studi tur dan acara mewah lainnya.
Ia mempertanyakan apakah itu keputusan yang bijak, apalagi bagi keluarga yang penghasilannya terbatas.
“Ngerasain perpisahan, duit dari siapa?” tanya Dedi.
“Orang tua,” jawab Aura.
“Membebani nggak?”
“Iya membebani, Pak. Tapi kan itu kenangan,” sahut Aura.
Baca juga: Komnas HAM Kecam Dedi Mulyadi Gegara Wacana Bansos dengan Syarat KB Vasektomi: Itu Pelanggaran
Kondisi Ekonomi Keluarga Disorot
Perdebatan kian emosional ketika Dedi mengulik latar belakang ekonomi keluarga Aura.