"Jangan berpengaruh, kita tetap berniat dalam hati kita bekerja, bukan pecitraan,"
"Belajarlah, yang menilai kita hanya Allah dan orang yang menilai, kebenaran tidak akan sirna," tutup Al Haris.
Sontak saja postingan Al Haris ini pun ramai jadi sorotan.
Tak sedikit warganet yang memberikan dukungan penuh pada Al Haris.
HBA dan Bakri Meluruskan
Sebelumnya pernyataan Syarif Fasha dalam sebuah forum resmi itu viral di media sosial.
Pernyataan itu dianggap menyudutkan Gubernur Jambi, karena seolah-olah kepala daerah bersikap acuh terhadap wakil rakyat dari dapilnya sendiri.
Tapi, sejumlah tokoh senior Dapil Jambi di DPR RI justru memiliki pandangan berbeda.
Mereka mencoba meluruskan duduk perkara yang sebenarnya.
Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN), H Bakri yang telah tiga periode duduk di Senayan, menilai pernyataan Syarif Fasha terlalu berlebihan.
Pernyataan itu dinilai tidak mencerminkan pemahaman terhadap mekanisme komunikasi kelembagaan yang berlaku antara pusat dan daerah.
"Saya pikir yang disampaikan Fasha itu berlebihan. Saya sudah tiga periode di DPR RI, dari masa Gubernur HBA, Zumi Zola, sampai Al Haris.
Semua tergantung bagaimana hubungan kita dengan kementerian dan pemerintah daerah. Kalau komunikasinya bagus, pasti kita dikabari," tegas Bakri.
Dia mengingatkan bukan kewajiban gubernur untuk mengetahui setiap agenda kementerian, terutama jika tidak ada pemberitahuan resmi.
Bahkan menurutnya, seorang Anggota DPR RI justru harus aktif menjalin komunikasi baik ke kementerian maupun ke kepala daerah.