Berita Viral

Bejatnya Dokter AY di Ruang UGD Sentuh Bagian Intim Wanita A Sambil Tutup Tirai, Tangis Pecah

Penulis: Tommy Kurniawan
Editor: Tommy Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wanita inisial A (30) tak kuasa menahan tangis usai mengungkapkan perangai Dokter AY di Persada Hospital Malang yang melakukan pelecehan seksual.

TRIBUNJAMBI.COM - Wanita inisial A (30) tak kuasa menahan tangis usai mengungkapkan perangai Dokter AY di Persada Hospital Malang yang melakukan pelecehan seksual.

Diketahui hingga Selasa (22/4/2025) korban dugaan pelecehan seksua yang dilakukan Dokter AY bertambah.

Terduga korban A telah menunjuk kuasa hukum dari YLBHI-LBH Surabaya Posa Malang dan melaporkan kejadian yang dialaminya itu ke Uni PPA Satreskrim Polresta Malang, Kota.

Penasehat Hukum (PH) terduga korban A, Tri Eva Oktaviani menyebut jika kejadian yang dialami kliennya itu terjadi tahun 2023 di ruang UGD Persada Hospital Malang.

"Jadi, korban A ini kecapekan setelah merawat anaknya yang sakit. Lalu, korban ini datang ke UGD Persada Hospital dan ditangani terduga pelaku (dokter AY)," jelasnya kepada TribunJatim.com, Selasa (22/4/2025).

Ketika menjalani pemeriksaan di ruang UGD, maka pada saat itulah pelaku AY melakukan tindakan dugaan pelecehan seksual kepada korban.

"Saat itu, terduga pelaku tidak didampingi perawat dan tirainya dalam kondisi tertutup rapat. Tanpa meminta izin, terduga pelaku langsung melakukan pemeriksaan serta menyentuh bagian-bagian atau area intim korban," terangnya.

Baca juga: Keracunan Masal Siswa di Cianjur Usai Santap MBG, Korban Bertambah Jadi 38 Orang, Produksi di Stop

Baca juga: Video Paula Vehoeven 11 Detik dengan Nico Heboh Lagi Usai Baim Wong Cerai, Moammar: Ubur-ubur Lele

Baca juga: Sombongnya Lisa Mariana Minta Rp 150 Juta Jika Ngisi Podcast Usai Isu Ridwan Kamil, Pablo Benua Syok

Perempuan yang akrab disapa Eva ini juga menyampaikan bahwa sebelumnya, korban A ini telah mendatangi pihak rumah sakit untuk mengonfirmasi kejadian tersebut.

"Ketika itu, kami belum mendampingi karena belum ditunjuk sebagai kuasa hukum. Kalau dari penuturan korban yang disampaikan ke kami, bahwa telah mengonfirmasi langsung ke Persada Hospital dan terkonfirmasi terduga pelaku adalah dokter AY dan pihak rumah sakit telah meminta maaf," bebernya.

Eva juga menambahkan, bahwa korban A mengalami trauma psikis akibat kejadian pelecehan seksual tersebut.

"Korban mengalami trauma dan saat mendengar nama atau melihat foto terduga pelaku, ia langsung menangis. Oleh karena itu, kami telah menghubungkan dengan psikolog klinis dari rekanan kami termasuk meminta bantuan pihak kepolisian, dalam memberikan pendampingan psikologis kepada korban. Dan memang sempat ada tawaran dari Persada Hospital untuk pendampingan dan pemulihan psikologis, tetapi korban menolak tawaran itu," tandasnya.

Ajak Kencan Korban

Kini Dokter AY telah dinonaktifkan dari rumah sakit untuk penyelidikan di kepolisian.

Awalnya kasus pelecehan ini dikuak wanita inisial QR soal perangai Dokter AY.

Diketahui QR merupakan pasien Dokter AY dari Bandung.

Akibat kejadian itu QR telah membuat laporan resmi di Polresta Malang, pada Jumat (18/4/2025). 

Dia telah menggunakan jasa pengacara untuk menjerat AY atas kelakuan bejadnya. 

Kuasa hukum korban, Satria Marwan mengungkapkan modus pelecehan yang dilakukan Dokter AY. 

"Kami pikir dokter ini merasa bersalah lalu menyerahkan diri, tetapi nyatanya tidak. Dengan terpaksa, kami mengambil langkah hukum dengan membuat laporan ke Polresta Malang Kota, laporan terkait pelanggaran UU RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual," jelasnya, dikutip dari TribunJatim.com.

Dalam pelaporan tersebut, pihaknya juga membawa beberapa bukti.

Yaitu dokumen surat ketika menjalani perawatan di Persada Hospital hingga bukti pembayaran saat menjalani rawat inap.

Saat disinggung terkait kondisi dari kliennya, pihaknya mengaku masih syok serta trauma.

"Jadi, klien kami ini mengalami kegelisahan dan merasa apakah yang dilakukan ini sudah benar dan sudah tepat. Dan kami sebagai kuasa hukumnya terus meyakinkan bahwa hal itu sudah tepat, karena yang namanya korban kekerasan seksual harus berani bicara dan melapor," tandasnya.

Stetoskop Ditempel ke Dada dan Dichat

QAR juga yang memposting sendiri pengalaman pahitnya.

Dia mengatakan, kejadian yang dialaminya itu terjadi beberapa tahun yang lalu atau tepatnya di bulan September 2022.

Saat menjalani rawat inap di kamar VIP Persada Hospital Malang pada 27 September 2022, QAR diminta melepas baju oleh AY dengan dalih diperiksa memakai stetoskop.

Namun, permintaan AY ternyata berlanjut, di mana QAR disuruh melepas bra.

Lalu, AY melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian sensitif QAR.

Tidak lama kemudian, AY mengeluarkan handphone dengan dalih membalas WA teman.

Akan tetapi, posisi handphone tersebut tepat mengarah ke bagian dada QAR.

Selain pelecehan secara fisik, pelaku juga menggoda korban dengan mengajak nonton dan makan. 

"Jadi ini tahunnya berbeda-beda. Dengan modus yaitu spam chat, goda-goda, hingga ngajak nonton konser dan lain sebagainya," jelasnya.

Tanggapan Pihak Rumah Sakit

Terpisah, pihak Persada Hospital Malang mengungkapkan, selama ini perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya kenaehan ataupun penyimpangan.

Dokter Forensik dan Medikolegal, dr Galih Endradita, Sp.FM, FISQua yang juga sekaligus Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital Malang mengatakan, dokter AY telah bekerja di Persada Hospital sejak tahun 2019.

"Jadi yang bersangkutan (AY) ini masuk sebagai dokter di Persada Hospital sejak tahun 2019. Tetapi sebelumnya, ia sudah bekerja di beberapa rumah sakit," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (18/4/2025).

Sebelum diterima bekerja di Persada Hospital, AY diharuskan menjalani beberapa tahapan tes, sama seperti penerimaan pegawai pada umumnya

"Tentunya, ada beberapa tahapan tes. Seperti psikotes maupun tahapan tes wawancara sesuai dengan standar kelaikan yang diberlakukan rumah sakit," tambahnya.

Dan selama itu pula mulai sejak diterima bekerja hingga akhirnya mencuat kasus ini, Persada Hospital Malang mengatakan, perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun penyimpangan.

"Menurut kami, perilakunya wajar (tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun adanya penyimpangan)," terangnya. 

Berita Terkini