Kabinet Prabowo Gibran

Kabinet Gendut Prabowo Subianto Diprediksi Akan Dirombak dalam Setahun, Apa Alasannya?

Editor: Suci Rahayu PK
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jajaran menteri Kabinet Merah Putih melakukan sesi foto bersama bersama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Senin (21/10/2024).

Kabinet Merah Putih

TRIBUNJAMBI.COM - Kabinet Merah Putih yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto diprediksi akan dirombak lagi dalam setahun.

Prediksi ini disampaikan  Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

INDEF menilai ini sesuai analisis efisiensi dan kemampuan kabinet dalam mewujudkan program asta cita.

Ekonom Senior INDEF Didin S. Damanhuri menyatakan kabinet yang terlalu besar tidak akan efisien dari segi manajemen span of control.

"Dalam waktu maksimal 1 tahun, Prabowo akan menilai kinerja dari para menteri, wakil menteri, kepala badan, dirjen sampai bupati dan wali kota, apakah bisa menerjemahkan visi misi Prabowo dalam KPI masing-masing," kata Didin dalam Diskusi Publik INDEF Selasa (22/10) dikutip dari Kontan.

Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Disorot

Damanhuri menekankan bahwa target pertumbuhan ekonomi 8 persen menjadi tolok ukur penting.

Jika target ini tidak tercapai, kabinet gemuk berpotensi dirombak.

Baca juga: Viral Oknum Dokter dan Satpam Rumah Sakit di Batanghari Jambi Digerebek Berduaan di Kosan

Baca juga: Daftar Pimpinan 13 Komisi di DPR RI Periode 2024-2029, Lengkap dengan Pekerjaan dan Mitra Kerja

Baca juga: 47 Jadwal Bus Jambi-Jakarta Kamis 24 Oktober 2024: Transport Express Jaya, Lorena hingga Sembodo

Ia juga menggarisbawahi tantangan pembiayaan program prioritas karena sempitnya ruang fiskal APBN, terlebih dengan beban utang warisan era Jokowi yang mencapai Rp8.461 triliun.

Senada dengan Damanhuri, Ekonom Senior INDEF Fadhil Hasan memperkirakan kabinet super gemuk akan mengalami kelambatan gerak dalam satu hingga dua tahun ke depan.

"Size itu matters dalam hal efisiensi. Dengan kabinet super gemuk, dalam satu tahun, dua tahun, gerakan pasti lamban dan akan mengalami kelumpuhan," ungkapnya.

Fadhil mengidentifikasi beberapa permasalahan potensial dalam kabinet besar:

1. Koordinasi antar kementerian yang rumit

2. Tumpang tindih kebijakan

3. Pembagian kewenangan yang kompleks

4. Masalah internal antar lembaga

5. Persoalan teknis seperti lokasi kantor yang belum jelas

Baca juga: Gaji Hakim Terbaru 2024 Setelah Dinaikkan Jokowi Sebelum Jabatannya Berakhir

Baca juga: Jejak Kartel Narkoba di Jambi, Jualan Sabu Berkedok Pencairan DO Batu Bara di Ruko Mendalo

"Dengan banyaknya jumlah kementerian/lembaga, mereka akan disibukkan dengan pembagian kewenangan, masalah internal masing-masing soal koordinasi satu sama lain, sampai hal-hal teknis seperti kantornya di mana juga masih belum jelas," kata Fadhil.

Pembentukan kabinet super gemuk ini dinilai sebagai bentuk eksperimen Prabowo untuk menguji efektivitas struktur pemerintahan yang baru.

 


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Viral Guru Dipenjara karena Dituduh Aniaya Anak Polisi, Kini Ditangguhkan Penahanan oleh Jaksa

Baca juga: 47 Jadwal Bus Jambi-Jakarta Kamis 24 Oktober 2024: Transport Express Jaya, Lorena hingga Sembodo

Baca juga: Viral Oknum Dokter dan Satpam Rumah Sakit di Batanghari Jambi Digerebek Berduaan di Kosan

Berita Terkini