TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Ratusan orang berada di Masjid Al-Jamiah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi, Kota Jambi, sementara seribuan lainnya memadati jalan depannya.
Suasana haru menyelimuti tempat itu tatkala mereka menunggu prosesi salat jenazah untuk Profesor As'ad Isma, Minggu (29/9).
Rektor UIN STS Jambi, Prof As'ad Isma, berpulang pada Sabtu (28/9).
Berpulangnya sosok ramah itu membuat banyak kalangan kehilangan.
"Kami semua merasa sangat kehilangan. Kehadiran kami ini adalah bentuk cinta dan penghormatan terakhir kami kepada Beliau," ujar seorang alumni UIN STS Jambi yang ada di pelataran masjid.
Kemarin, suasana di sekitar masjid penuh isak tangis, terasa duka yang mendalam.
Pelayat yang hadir dari berbagai kalangan, bukan hanya dosen, tokoh besar, mahasiswa, kerabat, hingga teman sejawat. Para pedagang kecil dan pekerja, laki dan perempuan pun ikut memadati area parkiran masjid untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
Sosok Asad Isma memang dikenal ramah dan berkawan dengan seluruh kalangan, dari petinggi, menengah hingga masyarakat kecil. Para pelayat, baik yang pernah berhubungan langsung dengan almarhum maupun yang mengenalnya melalui kepemimpinannya di UIN STS Jambi, datang. Sosoknya merupakan pemimpin bijaksana, ramah, dan selalu mengayomi seluruh civitas akademika.
Salat jenazah Rektor UIN STS Jambi berlangsung dalam dua sesi akibat banyaknya pelayat yang ingin memberikan penghormatan terakhir.
Akhirnya, imam salat jenazah memutuskan untuk membatasi jumlah peserta dalam setiap sesi demi memastikan kelancaran prosesi, mengingat membeludaknya jemaah yang hadir di Masjid Al-Jamiah.
Langkah itu diambil agar pelayat tetap dapat mengikuti salat jenazah dengan tertib, meski harus dibagi menjadi dua gelombang. Apalagi dengan luasan masjid yang terbatas.
“Jumlah pelayat yang datang sangat banyak, sehingga kami harus membagi pelaksanaan salat jenazah menjadi dua sesi," ujar panitia.
Meski demikian, banyak pelayat tetap bersabar dan mengerti bahwa pembatasan tersebut dilakukan untuk memperlancar proses.
Pantauan Tribun di lokasi, jadwal pemakaman yang sebelumnya sudah diinformasikan kepada masyarakat luas, sempat mengalami keterlambatan sekitar setengah jam.
Itu karena banyaknya pelayat yang datang, serta waktu yang dibutuhkan untuk mengatur dua sesi salat jenazah.
Imam memutuskan bahwa salat jenazah hanya akan dilakukan dua sesi saja untuk mempersingkat waktu dan menjaga agar proses pemakaman tidak tertunda terlalu lama.
Setelah kedua sesi salat jenazah selesai, jenazah almarhum Prof As'ad Isma, dibawa ke tempat peristirahatan terakhir, Taman Makam Pahlawan Satria Bhakti Kota Jambi, diiringi oleh ratusan pelayat yang telah siap mengikuti prosesi pemakaman.
12 Bus Disiapkan
Pihak universitas menyiapkan 12 bus untuk mengangkut para pelayat yang ingin mengiringi jenazah almarhum menuju tempat peristirahatan terakhir.
Heri, Staf Ahli Rektor UIN STS Jambi, mengimbau para pelayat agar menggunakan bus yang telah disediakan.
"Kami mengutamakan penggunaan bus agar prosesi pengantaran jenazah berlangsung lebih teratur dan meminimalisir kemacetan di jalan. Selain itu, ini juga bentuk koordinasi agar semua yang ingin mengiringi dapat mengikuti tanpa terkendala masalah transportasi," jelas Heri.
Fasilitas ini disambut baik para pelayat, mengingat jumlah orang yang akan mengiringi jenazah diperkirakan sangat banyak.
Sementara itu, berbagai elemen masyarakat lainnya yang tidak mendapatkan duduk dalam bus menyusul menggunakan kendaraan masing-masing.
Karangan Bunga 800 Meter
Ucapan duka cita atas berpulangnya Rektor UIN STS Jambi, Prof. As'ad Isma, terus mengalir dari berbagai kalangan.
Tampak sepanjang jalan dari sebelah Kantor Bahasa Provinsi Jambi hingga menjelang lampu merah KPP Pratama, terpampang ratusan karangan bunga yang berjajar indah di sisi kiri dan kanan jalan.
Ketika Tribun Jambi berada di lokasi pukul 09.15 WIB, sekitar 800 meter jalanan dipenuhi ungkapan belasungkawa yang menunjukkan betapa besar rasa kehilangan masyarakat atas kepergian sang rektor.
Karangan bunga dari pejabat pemerintahan, tokoh agama, lembaga pendidikan, hingga organisasi mahasiswa tampak mendominasi area tersebut, memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum yang telah berjasa besar bagi kemajuan pendidikan Islam di Jambi.
Setiap papan bunga berisi pesan haru, memuji dedikasi, ketulusan, dan kebaikan hati almarhum Prof. Dr. As'ad Isma, M.Pd., selama menjabat sebagai rektor UIN STS Jambi.
Sejak pagi, suasana di sekitar rumah duka dan sepanjang jalan Telanaipura tampak dipadati pelayat yang datang, diiringi dengan lautan karangan bunga yang terus bertambah.
Rasa duka dari berbagai lapisan masyarakat ini menjadi bukti nyata bahwa kepergian almarhum meninggalkan kesan mendalam, tidak hanya bagi keluarga besar UIN STS Jambi, tetapi juga bagi masyarakat luas yang mengenalnya sebagai sosok pemimpin yang ramah dan berwibawa.
Tampak jelas bahwa sosok almarhum Prof As'ad Isma, sangat dihormati dan dikenang atas dedikasi serta kepemimpinannya yang mengayomi dan penuh kebijaksanaan
Tujuh Hari Doa Bersama, Belum Ada Pengganti
Meski masih dalam suasana berkabung, aktivitas akademik di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Jambi tetap berjalan.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN STS Jambi, Ayub Mursalin, menyampaikan berbelasungkawa atas berpulangnya Prof Asad Isma. Hal itu mengejutkan masyarakat Jambi, terutama keluarga besar UIN.
"Sesuai arahan Bapak Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, khususnya yang disampaikan kepada saya langsung, tadi ada beberapa pesan yang disampaikan," ujarnya.
Pertama, terkait kondusifitas kampus, kemudian struktur yang ada tetap menjalankan fungsi masing masing. Seperti wakil rektor 1,2 dan 3 tetap menjalankan fungsinya seperti biasa, termasuk para dekan dan semua lini.
"Terkait hal hal yang lain, belum bisa kami sampaikan, karena masih menunggu arahan dari Bapak Dirjen ataupun Bapak Sekjen dan Menteri," jelasnya.
"Jadi kami masih menunggu arahan. InsyaAllah dalam waktu dekat akan ada arahan lebih lanjut dari pimpinan di Jakarta," sambungnya.
Dia memastikan saat ini UIN tetap memastikan tugas dan fungsi masing masing tetap terus berjalan seperti sebagaimana adanya. Termasuk soal kegiatan dan urusan mahasiswa, pembelajaran dan pendidikan.
"Namun jika memang membutuhkan tindakan yang urgen, bisa ditunda dahulu. Misal, membutuhkan tanda tangan pejabat selevel rektor, terpaksa harus ditunda dahulu. Namun untuk kegiatan belajar, dan pelayanan akademik tetap berjalan seperti biasa. Sesuai arahan dari pusat tadi," jelasnya.
"Yang jelas, dalam tujuh hari ke depan kita masih akan fokus doa bersama. Dan jika nanti ada arahan arahan lain, kita akan informasikan lebih lanjut," tandasnya.
Para Tokoh Datang
Banyak sekali tokoh Provinsi Jambi datang ke rumah duka.
Al Haris turut mengantar dan menghadiri upacara pemakaman Profesor Asad Isma ke peristirahatan terakhirnya di Taman Makam Pahlawan Satria Bakri, Thehok, Kota Jambi, Minggu (29/9).
Upacara diawali upacara yang dipimpin Plh Sekda Provinsi Jambi, Arif Munandar.
Setelah itu, Al Haris menyampaikan sambutan mewakili pihak keluarga almarhum. Al Haris mengatakan sosok Prof As'ad Isma merupakan panutan banyak anak muda Jambi.
Al Haris mengucapkan terima kasih kepada TNI yang telah memfasilitasi Taman Makam Pahlawan menjadi tempat peristirahatan terakhir Prof Asad Isma.
"Pada hari ini kita telah mengantar beliau ke peristirahatan terakhir yaitu di taman makam pahlawan Jambi ini, beliau adalah tokoh panutan banyak anak-anak muda Jambi ini, Ansor NU dan sebagainya. Beliau tokoh yang patut kita teladani dan hari ini telah Allah panggil kesisiNya. Atas nama keluarga kami mengucapkan terima kasih kepada TNI Danrem yang telah memfasilitasi tempat ini untuk beliau dimakamkan di taman makam pahlawan ini," kata Al Haris.
Al Haris mengungkapkan sangat mengenal dekat almarhum yang merupakan panutannya. "Beliau ini dekat dengan adik-adiknnya. Beliau sosok yang banyak menyumbangkan pemikiran dan saran. Beliau tidak mudah panik orangnya, beliau sosok yang tenang," ungkapnya saat takziah di ruma duka, Sabtu (28/9).
Sementara itu, Romi Hariyanto mengucapkan belasungkawa atas meninggalkan Prof Asad Isma pada Sabtu (28/9).
Dia mendengar kabar meninggalnya tokoh pendidikan Jambi tersebut pada saat melakukan kampanye di Merlung, Kabupaten Tanjab Barat.
Ia mengatakan merasa kehilangan, pasalnya Prof Asad Isma sebagai senior sekaligus orang tua baginya.
"Hari ini saya mendapatkan kabar duka, salah satu putra terbaik provinsi Jambi baru saja meninggalkan kita yakni senior kami, orang tua kami, bapak profesor Asad Isma, Rektor UIN Jambi," ucapnya.
Dia meminta doa kepada masyarakat Tungkal Ulu untuk turut serta mendoakan almarhum Prof Asad Isma.
"Untuk itu dihadapan bapak ibu sekalian sama-sama kita mengikhlaskan diri untuk membacakan alfatihah untuk almarhum semoga almarhum diterima disisi Allah allah Swt, diberikan tempat terbaik dan dihapus semua dosa-dosanya," ungkapnya. (rra/dna/usn)
Baca juga: Susana Lokasi Pemakaman Rektor UIN Jambi Asad Isma di Taman Makam Pahlawan
Baca juga: Asad Isma Meninggal Dunia, Wakil Rektor UIN STS Jambi Pastikan Roda Kepemipinan Tetap Berjalan