LIPUTAN KHUSUS

Guru dan Murid di Sarolangun Naik Bukit Cari Sinyal Internet, Banyak Desa di 6 Kecamatan Blank Spot

Penulis: tribunjambi
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tribun Jambi edisi 18 September 2024

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Cerita siswa kesulitan mendapat sinyal internet, terjadi bukan hanya di Desa Muara Pemuat, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun. 

Di Desa Padang Jering, siswa dan guru pernah merasakan kondisi serupa.

Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Falah Desa Padang Jering, Ariantoni, mengatakan selama ini sekolahnya tidak memiliki jaringan internet. 

Ketika ujian, siswa terpaksa menggunakan telepon genggam (HP), lalu mencari sinyal naik ke atas bukit. Hal itu telah berlangsung lama.

Namun, sekarang, sekolahnya telah mendapatkan bantuan WiFi dari pemerintah, meski sinyalnya masih lemah sehingga untuk ujian menggunakan komputer agak lambat.

"Sampai sekarang, siswa kami ketika ujian masih menggunakan handphone, karena pakai komputer sinyalnya lelet," ujarnya.

Sementara itu, Ainal Yakin, guru di MTs yang sama, menuturkan kondisi sekolah sebelum mendapat bantuan WiFi.

Setiap kali ujian, mereka terpaksa menumpang jaringan internet di SMP di Desa Kasiro yang  berjarak 1 kilometer dari sekolahnya.

Diketahui, di Desa Padang Jering, Kecamatan Batang Asai, ada beberapa sekolah tidak memiliki jaringan internet, di antaranya empat pendidikan anak usia dini (PAUD), dua taman kanak-kanak (TK), dua sekolah dasar (SD), satu madrasah tsanawiyah (Mts) dan satu madrasah aliyah (MA) swasta.

Banyak Blank Spot

Dari 11 kecamatan di Kabupaten Sarolangun, ada enam kecamatan yang masih blank spot alias tidak ada jaringan internet dan sinyal telekomunikasi.

Kepala Bidang  Teknologi Informasi dan Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Sarolangun, Salfitri, mengatakan kecamatan yang masih ada blank spot yaitu Air Hitam, Pauh, Mandiangin, Batang Asai dan Limun.

Di desa-desa wilayah enam kecamatan itu, diskominfo telah mengusulkan pemasangan tower pada 2024.

"Data desa yang akan diinstalasi pada tahun 2024 ini, ada Desa Lubuk Jering, Desa Air Hitam, Desa Kasang Melintang, Desa Lubuk Napal di Kecamatan Pauh. Desa Rangkiling, Kecamatan Mandiangin. Desa Tambak Ratu di Kecamatan Batang Asai. Desa Mersip do Kecamatan Limun," kata Salfitri.

Dia juga mengatakan, selain itu di desa-desa enam kecamatan itu, masih banyak desa yang belum terjangkau jaringan.

Namun, pihaknya akan terus mendata desa mana saja belum ada sinyal.

"Ya, masih banyak desa belum terdata, untuk mendata tunggu perubahan , karena kami belum ada anggaran operasional," tuturnya. 

Ada Banyak Cara 

Dosen UIN STS Jambi, Afriansyah, mengatakan pemerintah harus segera mengatasi persoalan akses internet di sekolah-sekolah, terutama di daerah pinggir.

Sebelumnya, pemerintah harus terlebih dahulu menganalisis penyebab permasalahan, apakah benar faktor sinyal internet yang tidak terjangkau, atau ada faktor lain yang menyebabkan sulitnya akses.

Di era teknologi canggih saat ini, banyak alternatif yang dapat digunakan untuk memastikan sinyal internet bisa menjangkau lokasi-lokasi terpencil, bahkan di daerah pegunungan sekalipun.

Contohnya, penggunaan teknologi seperti Starlink, yang dapat memfasilitasi akses internet di lokasi-lokasi sulit. Tidak ada lagi alasan terkait sulitnya akses jaringan internet di zaman sekarang.

Pemerintah sepatutnya memperhatikan daerah-daerah yang masih memiliki kendala seperti ini, karena apabila hal yang seperti ini dibiarkan terus-menerus tentunya akan membuat kualitas pendidikan akan menurun dan tentu sulit bagi daerah yang tertinggal untuk bersaing dengan daerah yang lebih maju. (sbi/fan)

Baca juga: Siswa-siswi SMP di Sarolangun Jambi Terpaksa Ujian di Kebun Karet, Angkat Bangku dan Pasang Terpal

Baca juga: Kisah Sopir Travel Jambi Tewas Seri IV, Keluarga Tunggu Autopsi di RS Bhayangkara Jambi

Berita Terkini