Kebakaran tersebut kata dia tidak hanya terjadi di musim kemarau saja, namun juga pada musim hujan dan pancaroba. Hal itu terjadi di tahun 2024 ini.
Dari data BPBD, luasan lahan yang sudah terbakar di Muaro Jambi pada 2024 ini seluar 10 hektar. "Lahan yang terbakar tersebut berada di tiga kecamatan yaitu kumpeh, Marosebo dan Jaluko," katanya.
Berada di Lima Kecamatan
DAERAH yang rawan terjadi karhutla di Kabupaten Muaro Jambi dengan luasan sekitar 40 persen lahan gambut tersebut tersebar di lima dari 11 kecamatan.
Kasi Kedaulatan dan Logistik BPBD Muaro Jambi, Anari Hasiholan Sitorus menyebutkan lima kecamatan tersebut yakni Kumpeh, Kumpeh Ulu, Taman Rajo, Marosebo dan Sungai Gelam.
Dari lima kecamatan itu yang paling luas ada di Kecamatan Kumpeh dan Kumpeh Ulu, sementara di tiga kecamatan lainnya tidak terlalu besar.
Baca juga: Antisipasi Kemarau dan Karhutla, Di Jambi Akan Dilakukan Modifikasi Cuaca
"Kumpeh dan Kumpeh Ulu juga merupakan lahan yang sering terbakar," kata Anari.
Dari 5 kecamatan itu menjadikan 40 persen lahan di Muaro Jambi merupakan lahan gambut.
Kebakaran lahan gambut menjadi masalah karena sulit dipadamkan dan bisa berlangsung selama berhari-hari.
Sebab, kondisi tipe kebakaran pada lahan gambut adalah tipe ground fire atau kebakaran bawah yang meluas di bawah permukaan secara horizontal.
Jika lahan gambut terbakar, kedalaman api bisa mencapai 10 meter kedalam tanah. Hal itulah yang membuat kebakaran ini sulit untuk dipadamkan. "Proses pemadaman api di lahan gambut lebih sulit dibandingkan dengan lahan mineral," kata Anari lagi.
Sementara kebakaran yang terjadi pada 2024 ini tersebar di Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu, Taman Rajo, Marosebo dan Sungai Gelam, Jaluko, Mestong dan Sungai Bahar group. (zak)
Lahan Gambut
- Seluas 40 persen Muaro Jambi
- Rawan karhutla