Sementra itu, Kepala Dinas LHK Jambi, Ahmad Bestari, menyatakan bahwa jika melihat dari sejarah, provinsi Jambi ini adalah provinsi rawan karhutla, mulai dari tahun 98 terus berulang di 2015 karhutla terbesar, kemudian di 2019 juga terjadi karhutla terbesar.
Pasca sebelum adanya BRGM ini, ia mengaku kebingungan mau berbuat apa. Jadi, lebih ke dinas pemadam kebakaran. Dimana ada titik api tentunya rame-rame untuk memadamkan.
Tapi tidak pernah punya pola, punya kegiatan dalam rangka upaya pencegahan. Namun, semenjak adanya BRGM ini, sudah mulai terarah.
Baca juga: Jambi Punya 617 Ribu Ha Lahan Gambut, Kepala BRGM Ungkap Tiga Pendekatan Restorasi Gambut
"Kami sangat terima kasih sekali dibantu BRG Provinsi Jambi, dalam rangka upaya pencegahan, ini lah yang menjadi pola kita untuk melakukan kegiatan -kegiatan upaya pencegahan, dan bagaimana kegiatannya, tentu kita berdasarkan arahan serta peta lokasi yang mentukan dimana kita melakukan interverensi.
Tentunya peta tersebut sudah melalui kajian dari pihak akademisi dan para ahli sehingga kita bekerja sesuai dengan lokasi-lokasi yang sudah ditentukan," jelasnya.(Tribubjambi.com/ Anas Alhakim)
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Berita Liverpool: Virgil van Dijk Ingin Jadi Bagian Transisi Jurgen Klopp ke Arne Slot
Baca juga: Fadhil Arief Dorong Peningkatan Sumber Daya Manusia di Batanghari Melalui Pelajaran Muatan Lokal
Baca juga: Bayern Munchen Dapat Masalah jelang Semifinal Liga Champions Lawan Real Madrid
Baca juga: BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi Jambi Bisa Lebih Baik Lagi, Kini Tumbuh 3.83 persen