KABUPATEN Muaro Jambi memiliki wilayah yang unik, melingkar mengelilingi Kota Jambi.
Daerah pemekaran dari Kabupaten Batanghari itu, kini dipimpin Penjabat Bupati Bachyuni Deliansyah.
Sejak dilantik Gubernur Jambi pada 22 Mei 2022, Bachyuni Deliansyah langsung melakukan pemetaaan.
Setelah itu, merancang program untuk menyelesaikan persoalan-persoalan.
Wajah Kabupaten Muarojambi banyak berubah, terutama infrastruktur jalan, kesehatan dan pendidikan.
Bagaimana perubahan besar itu bisa terjadi, langkah-langkah dan bagaimana kondisi Kabupaten Muarojambi sekarang?
Berikut petikan wawancara Pj Bupati Muarojambi, Bachyuni Deliansyah, bersama Pemimpin Redaksi Tribun Jambi, Yoso Muliawan.
Ketika pertama kali dilantik, ketika itu bagaimana Bapak memandang kondisi infrastruktur, mungkin riset atau survei?
Saya dilantik pada 22 Mei 2022 oleh Bapak Gubernur Jambi, H Al Haris.
Beliau memerintahkan kepada saya untuk melakukan kesinambungan pembangunan yang ada di Kabupaten Muarojambi.
Setelah saya menjabat, saya petakan.
Saya melihat memang ada beberapa persoalan yang harus segera kita selesaikan, salah satunya adalah terkait dengan infrastruktur jalan.
Walaupun kondisi, mungkin tidak di Muarojambi saja, tetapi di semua daerah.
Karena waktu itu kondisi keuangan kita yang belum stabil karena diterpa oleh Covid-19, tapi itu bukanlah suatu halangan untuk kita bisa berbuat yang terbaik untuk melayani masyarakat.
Pertama, saya masuk itu saya melihat hampir 48 persen jalan di Muarojambi itu rusak ringan dan rusak berat.
Tentu ada tantangan bagi saya bagaimana masyarakat bisa tetap melayani terutama sentra-sentra perekonomian.
Saya mengambil kebijakan yang pertama saya minta kepala dinas PU untuk segera memetakan mana jalannya kira-kira kita dorong menggunakan dana APBD kabupaten dan mana yang bisa kita dorong untuk meminta bantuan Pak Gubernur, karena ada jalan yang di Kabupaten Muaro Jambi berstatus jalan provinsi.
Alhamdulillah Pak Gubernur respons.
Jadi ada sebagian jalan, yang hampir Rp390 miliar dengan multiyears dibantu oleh gubernur, dari mulai dari kompres sampai Kumpeh Ilir hari ini kondisinya sudah 80 persen bagus khusus untuk jalan Kumpeh Hulu dan gubernur.
Tapi masih banyak kabupaten atau kecamatan yang jalannya kurang baik, karena saya masuk di pertengahan, saya tidak bisa merubah kursor anggaran.
Apa pun yang terjadi, kita tidak boleh menyudutkan atau menyalahkan.
Kita ditunjukkan oleh gubernur, kita harus bisa menyelesaikan masalah.
Panggil kepala dinas PUPR, dan saya bikin program Sapu Lubang.
Jadi seluruh yang memang harus kita dahulukan untuk kepentingan masyarakat khususnya sentra perekonomian, kita gerakan Sapu Lubang.
Waktu itu saya tanya kepada kepala dinas PU, ada berapa anggaran kita. Dia bilang tidak terlalu banyak, namun kita terkendala dengan alat.
Saya bilang, kalau alatnya cuman satu, dengan 11 kecamatan itu tidak mungkin maksimal.
Akhirnya saya anggarkan tambah lagi satu alat gleder untuk persiapan perbaikan jalan.
Jadi untuk 2024 ini, saya anggarkan lagi satu jadi di Muarojambi, sekarang ada tiga alat berat, yang nanti kita petakan ini zona 1, ini zona 2, ini zona 3, sehingga percepatan pembangunan khususnya bisa berjalan dengan baik.
Saya petakan, saya susun anggarannya, saya petakan, saya panggil kepala dinas PU, mana dana yang bisa kita anggarkan untuk jalan yang pertama menggunakan dana APBD, yang kedua menggunakan dana alokasi khusus.
Setelah berjalan hampir 2-3 bulan, pembangunan sudah berjalan, Pak Gubernur telepon saya, di pertengahan jalan, di pertengahan tahun.
Pak Bupati di mana?
Saya bilang, saya ada di Sungai Gelam.
Kebetulan, Pak Gubernur mendampingi Bapak Presiden untuk melihat jalan provinsi yang ada di Sungai Gelam.
Mungkin banyak doa masyarakat Muarojambi akhirnya saya bertemu dengan Bapak Presiden, dibawa oleh Bapak Gubernur.
Sebenarnya saya tidak bisa ketemu presiden, karena orang yang bertemu presiden, karena protapnya jelas, karena Pak Gubernur tangannya tangan dingin.
Saya diminta Pak Gubernur untuk menjelaskan kepada Bapak Presiden, terkait jalan ini jalan kabupaten atau jalur provinsi.
Saya bilang pak presiden yang tadi adalah jalan provinsi, tapi yang hari ini Bapak tegak adalah jalan kabupaten dan ini adalah jalan sentral perekonomian untuk ke kebun nanas.
Saya mohon dukungan kepada Bapak Presiden untuk dibantu.
Kala itu, presiden ngomong, ini jalan kabupaten berapa kekuatannya? Saya jawab, ini hanya 8 ton.
Tetapi kalau saya mengambil kebijakan kendaraan yang di atas itu tidak bisa dilewati, maka perekonomian akan sulit, karena kita baru saja diterpa oleh pandemi Covid-19.
Tapi kalau kami gunakan pembangunan melalui dan APBD anggaran, kami terbatas.
Dengan hormat, kepada Bapak Presiden untuk dibantu. Alhamdulillah, dibantu oleh Bapak Presiden hampir Rp120 miliar.
Setelah dari situ, Pak Presiden memanggil saya lagi, Pak Bupati ada lagi nggak kira-kira yang bisa saya bantu, karena kondisi tonase jalan kabupaten yang melebihi kondisi tonase 8 ton.
Saya bilang, ada Pak, di Kecamatan Taman Rajo, di sini jalan kabupaten yang bermuara pada pelabuhan.
Dan itu tonasenya di atas 25 ton. Kalau kita menggunakan dana APBD tidak pas, karena kekuatan kami hanya 8 ton.
Oke, kata presiden, kita lihat di situ.
Kemudian pergi ke Taman Rajo untuk melihat kondisi jalan.
Kemudian dia berdiri, dia melihat mobil berjalan lewat. Ini berapa tahun Pak Bupati, ini paling kecil 25 sampai 35 ton.
Bagaimana jalan mau bagus kalau kekuatan kita hanya 8 tahun.
Akhirnya presiden bantu lagi. Jadi dua kecamatan Sungai Gelam dan Taman Rajo dapat hampir Rp120 miliar.
Artinya, sudah sebagian jalan di Kabupaten Muarojambi semakin baik.
Akhirnya, saya berfokus kepada jalan kabupaten, khususnya di kecamatan yang kondisinya kurang baik.
Saya perintahkan kadis PU, jangan banyak di tempat, tapi mencari solusi untuk mendapatkan dana.
Hari ini, tahun ini, di 2024, kami dapat lagi anggaran dana bagi hasil (DBH) khusus untuk sawit. Itu saya bangun untuk di Sungai Bahar.
Jadi artinya dari periode pertama ke periode kedua, tentu perbedaannya sangat besar, karena Pak Bupati sudah punya kewenangan lebih untuk menyusun anggaran dan segala macam dan kebetulan ada pula momen ketemu presiden?
Ya, kalau nggak ada Bapak Al Haris, Bapak Gubernur Jambi, ya, nggak bisa juga saya ketemu presiden, karena beliau yang manggil saya, beliau kenalkan saya kepada presiden bahwa ini Bupati Muarojambi, persoalannya sama Pak Presiden respons.
Bapak Bupati, tadi 48 persen, setelah di periode kedua tinggal berapa persen?
Sekarang kondisi tinggal 30 persen.
InsyaAllah di 2024 saya coba untuk minimal di akhir masa jabatan yang tinggal menghitung bulan lagi, insyaAllah kurang dari 30 persen.
Apa yang dilakukan di penyusunan anggaran kemarin, apakah ada program baru lagi, Pak?
Di 2023 kemarin, saya juga melihat infrastruktur bukan hanya di jalan saja, tapi banyak sekali yang terkait dengan pelayanan khususnya pendidikan dan kesehatan dengan kondisi kurang baik.
Akhirnya saya panggil tim TAPD.
Saya minta kepada Pak Sekda selaku ketua tim di TAPD untuk menyusun anggaran sesuai dengan porsi dan kebutuhan masyarakat, karena saya turun ke bawah.
Saya melihat, pertama, sekolah, yang kedua, puskesmas, yang kondisinya sudah tidak layak.
Saya minta kepada dinas kesehatan dan dinas pendidikan lakukan mapping, laporkan kepada saya.
Program saya di 2023, semua puskesmas lakukan perbaikan, baik itu rehab ringan, maupun rehab berat.
Berapa persen kondisi puskesmas yang masih kurang?
Kalau hari ini sudah 90 persen, termasuk tiga dunia pendidikan, yang kurang lokal saya tambah lokal, yang rusak ringan, saya perbaiki.
Artinya infrastruktur itu baik, tetapi juga harus didukung dengan sumber daya manusia bagaimana kita mau melihat masyarakat kita hidup sejahtera ketika pendidikan susah, kesehatan juga.
Ini menjadi fokus saya.
Jadi di 2023, alhamdulillah berkat dukungan seluruh kepala OPD dan doa masyarakat Muarojambi, terkait dengan pendidikan terkait dengan kesehatan semua sudah saya rehab, baik itu rehab ringan maupun rehab berat.
Harapan saya ke depan masyarakat Muaro jambi bisa datang berobat dengan nyaman dan dia belajar juga dengan nyaman.
Sehingga nanti investasi yang paling kita minta dan kita harapkan ke depan itu adalah sumber daya manusia.
Makanya kita siapkan tempatnya, kita siapkan jalannya, kita siapkan dunia pendidikannya, kita siapkan kesehatannya.
Ke depan, anak yang cerdas butuh kesehatan dan tempat yang baik. (bersambung --muzakkir)
Baca juga: Ayah Piting Anak Kandung hingga Tewas Lalu Gali Lubang, Pembunuhan Sadis di Tabir Lintas Sarolangun
Baca juga: Kepala Seperti Ular Kobra, Harga Ikan Chana Puluhan Ribu hingga Jutaan Rupiah
Baca juga: Tambang dan Alih Fungsi Lahan Akibatkan Banjir di Kerinci, Warga Waswas Banjir Dahsyat dan Lama