Lantas bagaimana jika ingin mengerjakannya dalam waktu yang bersamaan dengan puasa sunnah?
TRIBUNJAMBI.COM- Mengqadha atau mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan hukumnya adalah wajib.
Lantas bagaimana jika ingin mengerjakannya dalam waktu yang bersamaan dengan puasa sunnah?
Dilansir dari laman NU Online, menggabungkan niat puasa sunnag dengan puasa qadha Ramadhan hukumnya adalah boleh.
Syekh Khatib al-Syarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli dalam Kitab I'anatut Thalibin menjelaskan, niat puasa sunnah dapat digabung dengan puasa qadha tanpa mengurangi pahala keduanya.
Namun perlu diingat, apabila seseorang masih memiliki utang puasa Ramadhan dan ingin membayarnya bersamaan dengan puasa sunnah.
Tapi yang lebih diutamakan untuk berniat mengqadha utang puasa Ramadhan terlebih dahulu.
Sebab, puasa qadha Ramadhan hukumnya wajib.
Ketika sudah berniat puasa qadha Ramadhan, meskipun tidak niatkan puasa sunnah maka otomatis mendapatkan pahala puasa sunnah tersebut.
Seperti yang disampaikan Imam Ramli dalam Kitab Baghiyah al-Mustarsyidin.
Dalam kitab lainnya yaitu al-I'ab, Syekh al-Barizi menyampaikan bahwa apabila seseorang berpuasa qadha (Ramadhan) atau lainnya di hari-hari yang dianjurkan berpuasa, maka pahala keduanya bisa didapat, baik disertai niat berpuasa sunnah atau tidak.
Mengutip buku Fikih Empat Madzhab Jilid 2 susunan Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, pengamalan niat puasa bayar utang Ramadhan ialah pada malam hari hingga terbit fajar sebagaimana bunyi sabda Rasulullah SAW,
"Barang siapa yang belum berniat (untuk puasa) di malam hari sebelum terbitnya fajar maka tidak ada puasa baginya." (HR Ad-Daru Quthni dan Al- Baihaqi)
Banyaknya puasa qadha yang dilakukan sama dengan puasa yang ditinggalkan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi,
Artinya: "... Maka, barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka wajib menggantinya sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,"
Niat puasa qadha Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
Waktu membaca niat puasa qadha Ramadhan berbeda dengan puasa sunnah. Niat puasa qadha dilakukan mulai malam hari hingga sebelum terbit fajar, sebagaimana dijelaskan Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna' sebagai berikut.
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
Artinya: Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah saw, "Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya." Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits," (Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H, juz II).
Hukum Membayar Hutang Puasa Ramadan
Mengutip dari buku Belum Qadha Puasa Sudah Masuk Ramadhan karya Muhammad Aqil Haidar, dijelaskan bahwa kewajiban puasa qadha ini telah diperintahkan dalam Al-Qur'an dan hadits.
Kewajiban puasa qadha yang tertuang dalam firman Allah SWT, terdapat pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 184:
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ... ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: "Maka, barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka wajib menggantinya sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS Al-Baqarah: 184).
Sementara itu, kewajiban untuk menunaikan puasa qadha juga terdapat dalam hadits berikut:
كنَّا نَحِيضُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ ﷺ فَنُؤْمَرُ بِقَضاءِالصوم
Artinya: Dari Aisyah RA berkata, "Dahulu di zaman Rasulullah SAW kami mendapat haid. Maka kami diperintah untuk mengganti puasa." (HR Muslim).
Oleh karena itu, puasa Qadha hukumnya menjadi wajib dilakukan bagi siapapun yang mempunyai kewajiban puasa tetapi tidak melakukannya.