TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jambi, Prof As'ad Isma, menyikapi polemik aset tanah yang bersengketa antara UIN dan masyarakat.

Persoalan sengketa tanah UIN STS Jambi, di kampus Pasca Sarjana Telanaipura, hingga kini masih berlanjut di meja hijau.

Kedua pihak saling bersikukuh mengakui sebagai pemilik hak atas keberadaan tanah yang luasnya mencapai dua hektare tersebut.

Pihak UIN tetap yakin bahwa tanah tersebut merupakan milik UIN seutuhnya, dan akan tetap diperjuangkan hingga persoalan itu benar-benar tuntas.

“Itu harus kita rebut kembali (aset tanah UIN) karena itu adalah hak UIN itu,“ sebut As’ad Isma.

Meski demikian kata As'ad, merebut aset tersebut harus melalui komunikasi yang baik kepada masyarakat. Dengan cara membangun saling pemahaman dan pengertian.

Sampai saat ini lanjut As’ad, kasus tersebut masih terus bergulir di persidangan, dan sudah beberapa kali persidangan dilakukan oleh Pengadilan Negeri Jambi.

“Kita juga sudah minta Jaksa Negara untuk mengawal kita, sampai aset tersebut dapat kembali ke UIN," sebutnya.

Sebelumnya, dalam sidang yang berlangsung pada Desember 2023 lalu, selain pihak UIN, turut hadir perwakilan warga yang terdiri dari beberapa RT di sekitarnya, yakni RT 18, RT 16 dan RT 34, Kelurahan Simpang IV Sipin, Kota Jambi.

Juga para Hakim, para jaksa pengacara negara, para pengacara hukum, penggugat (pihak UIN) dan tergugat (masyarakat) berjumlah 23 orang dengan 26 bidang tanah.

"Hasil PS dinyatakan objek lahan yang digugat adalah benar berdomisili disebahagian RT18 , RT 16 dan RT 34 Kelurahan Simpang IV sipin," ujar Kepala Pusat Bisnis UIN STS Jambi, Dr Jaya. 

Baca juga: Mimpi yang Luar Biasa di Tahun 94, Bincang Bareng Rektor UIN STS Jambi, Prof Asad Isma, Seri ke-1

Baca juga: Terungkap Siapa Sebenarnya Asad Isma Rektor UIN STS Jambi, Jejak Masa Muda di Pergerakan