LIPUTAN KHUSUS

Makan Beras yang Hanyut di Sungai, Kisah Guru di Daerah Terpencil Sarolangun dan Batanghari Seri 2

Penulis: tribunjambi
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa sebuah sekolah di Batanghari sedang belajar di kelas.

Tahun pertama diangkat jadi guru, Zamri mendapat gaji Rp44 ribu sebulan, ditambah beras jatah.

Termasuk penghasilan yang relatif rendah kala itu.

Untuk mencukupi kebutuhan keluarga selama menjadi guru di sana, Zamri memanfaatkan lahan di sekitar rumah dinasnya.

Mereka bercocok tanam sayuran dan beternak ayam kampung.

"Memang tidak mudah perjuangan saat itu, dengan gaji Rp44 ribu sebulan, ditambah beras jatah dari pemerintah yang setiap bulan diambil ke pusat Kota Sarolangun waktu itu," kata Zamri.

"Saya pernah karam naik ketek saat hendak ke Batang Asai, semua bahan makan hanyut dan basah. Beras jatah dari pemerintah yang sudah basah akibat karam, saya jemur lagi dan itulah menjadi makanan kami sekeluarga waktu itu," kata Zamri dengan lirih.

Meski banyak cerita pilu selama menjadi guru di daerah terpencil, dia tidak pernah meminta untuk dipindahkan ke daerah asalnya, Kabupaten Kerinci.

Dia berniat menghabiskan masa pensiunnya yang jatuh pada akhir 2023, di Desa Padang Jering, Batang Asai.

Bagi Zamri, Desa Padang Jering bagaikan tanah kelahirannya.

"Desa ini saya anggap kampung saya sendiri, sampai saya sudah memiliki empat orang anak, dua orang di antaranya asli kelahiran di Desa Padang Jering. Dengan kebanggaan hati, anak saya yang ketiga kelahiran di Desa Padang Jering, sekarang lagi menyelesaikan studi perguruan tingginya di Eropa, negara Polandia," ujarnya.

Selama tinggal dan menetap di Desa Padang Jering, banyak pengalaman dan keluarga yang tidak bisa dilupakannya.

"Desa ini saya anggap sebagai daerah saya sendiri. Di sini saya banyak diajarkan pengalaman dan pengabdian, saya banyak punya keluarga, dengan keramahan, kental adat istiadat masyarakat di sini. Saya begitu cinta dengan daerah ini, sampai kapan pun daerah ini tetap terkenang di hidupku dan keluargaku," ungkapnya.

"Semoga hubungan kekeluargaan dan silaturahmi dengan masyarakat Desa Padang Jering tetap terjaga, aku dan keluargaku pasti merindukan Desa ini," tuturnya.

Guru Inspiratif

Cerita lain tentang perjuangan guru muncul dari Kabupaten Batanghari.

Halaman
1234

Berita Terkini